Bukan Penyakit Pernafasan, Covid-19 Ternyata Serang Pembuluh Darah

JAKARTA – Sejak awal virus Korona SARS-CoV-2 muncul di Wuhan, Tiongkok, virus ini disebut sebagai penyebab penyakit pernapasan. Namun seiring berkembangnya waktu, virus ini juga bisa merusak organ lainnya selain paru-paru. Maka peneliti justru menyimpulkan Covid-19 sebagai penyakit pembuluh darah, bukan penyakit pernapasan.

“Covid-19 adalah penyakit pembuluh darah dan bukan penyakit pernapasan,” kata para peneliti seperti dilansir dari diabetes.co.uk, Kamis (20/5).

Sebuah studi terobosan telah mengungkap lebih banyak informasi tentang bagaimana Covid-19 menyerang sistem vaskular. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi protein lonjakan khusus yang menempel pada sel sehat. Akan tetapi percobaan ini telah menemukan bahwa protein juga memainkan peran kunci dalam penyakit itu sendiri.

Para peneliti mengatakan temuan mereka dapat membuka jalan bagi pengobatan. Rekan penulis senior studi, Asisten Profesor Riset Uri Manor, mengatakan banyak orang menilai Covid-19 sebagai penyakit pernapasan, tetapi sebenarnya itu penyakit pembuluh darah. Itu bisa menjelaskan mengapa beberapa pasien Covid-19 mengalami stroke, jantung, dan mengapa beberapa orang mengalami masalah di bagian tubuh lain.

“Kesamaan di antara mereka adalah bahwa mereka semua memiliki dasar vaskular atau pembuluh darah,” kata peneliti.

Untuk studi ini tim peneliti melihat lonjakan protein menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan arteri. Temuan ini juga dapat menjelaskan mengapa pembekuan darah umumnya dikaitkan dengan Covid-19.

“Jika replikasi virus memang sudah hilang di tubuh, namun masih memiliki efek merusak yang besar pada sel-sel pembuluh darah, hanya berdasarkan kemampuannya untuk mengikat reseptor ACE2 ini, reseptor protein S,” katanya.

“Studi lebih lanjut dengan protein lonjakan mutan juga akan memberikan wawasan baru terhadap infektivitas dan tingkat keparahan virus SARS CoV-2 mutan,” tambah peneliti.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Circulation Research. Sehingga bisa menjadi rekomendasi bagi para tim medis untuk mengobati pasien Covid-19. (jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan