Siap-siap! Sempat ‘Hilang’ Selama Periode Lebaran, Pemprov Jabar Gandeng RT/RW Pantau Pemudik

BANDUNG – Soal menahan rindu, setiap orang pastinya teramat sukar untuk mengatasinya.

Apalagi di tengah ancaman pandemi virus Covid-19 macam ini, hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi pelakunya.

Terlebih pada suasana Idul Fitri seperti tempo hari, Kamis (13/5), yang biasanya digunakan sebagai quality time bersama keluarga, saudara, dan orang-orang tercinta, mau tak mau harus tertunda.

Asa untuk melepas rindu pun berubah menjadi aksi nekat-nekatan melawan petugas yang menegakkan aturan pemerintah terkait larangan mudik.

Sebanyak kurang lebih 220 ribu kendaraan dari total hampir setengah juta alat transportasi diputarbalikkan selama masa penyekatan larangan mudik.

Hal tersebut dilontarkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (17/5).

“Hampir setengah juta kendaraan itu dirazia, dari setengah juta yang dirazia 220 ribu itu dibalik kanankan (diputarbalikkan, red) dan proses itu ada dinamika yang viral-viral, kemarin ramelah ya di berbagai titik,” ujar Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil tak ingin hasil kerja keras petugas Satgas Covid-19 menjadi sia-sia akibat ulah pemudik yang pulang kampung dengan menghalalkan segala cara tersebut.

Pihaknya kini bahkan telah menyiapkan sejumlah titik pengetesan di arus balik bagi pemudik nakal yang akan kembali ke alamat domisilinya.

“Kita juga melakukan pengetesan di arus balik ada 17 titik yang sudah disiapkan masing-masing titik ada 200-an pengetesan antigen,” lanjutnya.

Meski telah dites di titik pengetesan arus balik, pemudik yang kembali tersebut akan dicatat oleh RT/RW setempat untuk menjadi prioritas pengetesan lebih lanjut yang memungkinkan juga untuk dikarantina.

“Kita melakukan 2 kebijakan, satu mewajibkan RT/RW melaporkan siapa-siapa yang hilang selama lebaran artinya dia pulang mudik, nah yang hilang ini harus dilaporkan untuk dijadikan prioritas pengetesan Covid baik antigen maupun PCR,” jelas gubernur.

Hal tersebut harus dilakukan mengingat ancaman pandemi yang beberapa hari belakangan justru makin mengganas khususnya di negara-negara Asia seperti Malaysia dan Singapura.

Pria yang kerap disapa Kang Emil tersebut ingin meminimalisir potensi terjadinya kenaikan kasus tersebut akibat masyarakat yang nekat mudik dan kembali lagi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan