GAZA – Permusuhan antara Israel dan Hamas meningkat dalam semalam, dengan 35 warga Palestina tewas di Gaza dan tiga di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun.
Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, ketika kelompok Islamis dan kelompok militan Palestina lainnya menembakkan beberapa serangan roket ke Tel Aviv dan Bersyeba.
Satu bangunan tempat tinggal bertingkat di Gaza runtuh dan satu lagi rusak berat setelah berulang kali terkena serangan udara Israel.
Baca Juga:Patuh Tidak Mudik, Ratusan Konsumen Honda Lepas Rindu Melalui Silaturahmi Virtual Begini Tata Cara Salat Idulfitri di Masa Pandemi Menurut Kemenag
Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas, termasuk pusat intelijen dan situs peluncuran roket.
Itu adalah serangan terbesar antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 di Gaza, dan memicu kekhawatiran internasional bahwa situasinya bisa lepas kendali.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Tor Wennesland mengatakan di Twitter: “Hentikan tembakan segera. Ini bisa meningkat menuju perang skala penuh. Para pemimpin di semua sisi harus mengambil tanggung jawab deeskalasi.
“Biaya perang di Gaza sangat menghancurkan dan dibayar oleh orang-orang biasa. PBB bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang,” tulisnya.
Hingga Rabu pagi, warga Gaza melaporkan rumah mereka bergetar dan langit diterangi dengan serangan Israel, roket keluar, dan rudal pertahanan udara Israel mencegat mereka.
Orang Israel lari ke tempat berlindung atau ke trotoar di pantai dan ke selatan Israel di tengah suara ledakan saat rudal pencegat melesat ke langit.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya menembakkan 210 roket ke arah Beersheba dan Tel Aviv sebagai tanggapan atas pemboman gedung menara di Kota Gaza.
Baca Juga:DPRD Jabar Tetapkan Dua Peraturan Daerah Terkait BPRKomisi IV: Tidak Ada Celah Bagi Masyarakat untuk Lakukan Mudik
Di Tel Aviv, sirene serangan udara terdengar di sekitar kota. Bagi Israel, sasaran militan di Tel Aviv, ibu kota komersialnya, menimbulkan tantangan baru dalam konfrontasi dengan kelompok Islam Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.
Serangan udara itu menyusul ketegangan berminggu-minggu di Yerusalem selama bulan puasa Ramadhan, dengan bentrokan antara polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa, di kompleks yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai “Temple Mount” dan oleh Muslim sebagai Tempat Suci Mulia.
