Harga Daging Terus Meroket, PPI Jabar Endus Ada Permainan Bulog

DEPOK – Irama harga daging khususnya daging sapi selalu meninggi menjelang hari lebaran. Sayangnya, masyarakat awam tidak ada yang mengerti bagaimana sistem pasar bekerja.

Masyarakat awam hanya tahu bahwa setiap tahun, utamanya menjelang Hari Raya Idul Fitri harga-harga kebutuhan dasar seperti minyak goreng, bawang, hingga daging segar selalu mengalami siklus kenaikan harga.

Tapi, adakah masyarakat yang mempertanyakan mengapa harga-harga kebutuhan pokok itu tiba-tiba menjadi turun dan naik tanpa ada angin dan hujan yang melatarinya?

Ambil contoh, sampai H-2 Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, aneka kebutuhan pokok termasuk daging sapi segar di setiap pasar di Kota Depok mengalami kenaikan harga secara serempak.

Per Selasa, 10 Mei 2021 kenaikan harga daging sapi secara signifikan terjadi di dua pasar besar di Kota Depok, yakni Pasar Agung Depok 2 Timur, Sukmajaya dan Pasar Kemiri Muka, Beji.

Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, Senin (10/5) untuk harga daging sapi segar di Pasar Agung Depok 2 Timur dipatok dengan harga Rp150 ribu per kilogram (kg). Sedangkan, di Pasar Kemiri Muka, harga tertinggi mencapai Rp140 ribu per kg.

Jika dibandingkan dengan harga normal sebelumnya, rata-rata harga daging sapi segar yang lokal hanya berkisar Rp120 ribu-Rp125 ribu per kg.

Namun menjelang H-7 hari lebaran, harganya tiba-tiba melonjak drastis dan nyaris tidak terkontrol. Masyarakat kurang mampu tentu akan berpikir 10 kali lipat untuk mengonsumsi daging sapi, jika di pasar saja harga daging sedang balap-balapan seperti ini.

Menanggapi kenaikan harga daging sapi gila-gilaan ini, Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Jawa Barat, Ahmad Baehaqi melayangkan kritik cukup keras kepada peran Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dianggap absen dalam mengurai permasalahan ini.

Baehaqi mempertanyakan kemana Bulog dan jalur distribusinya dalam situasi seperti ini. Ia lebih lanjut, mempertanyakan kemana daging frozen India, yang digadang-gadang pemerintah untuk buffer stock dan buffer price, melalui Bulog dan rantai distribusinya.

“Seharusnya Bulog yg mempunyai 100% quota daging Bulog, dan salah satu jaringan distributornya, PT Suri Nusantara Jaya yang mengemban amanah Bulog disinyalir dapat 80% kewenangan mendistribusikan daging India dari Bulog, harus hadir membantu masyarakat kecil dalam pengadaan daging sapi,” tegas Baehaqi, Selasa (11/5).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan