Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah yang Paling Rendah Terpapar Covid-19 se-Kota Bandung

BANDUNG – Kecamatan Bandung Wetan (seterusnya ditulis Bawet) memegang predikat sebagai kecamatan paling rendah terpapar virus Covid-19 di Kota Bandung.

Dari 18.012 total kasus positif yang terkonfirmasi di Kota Bandung per Senin (10/5), Kecamatan Bawet menyumbang yang paling sedikit yaitu 123 kasus.

Berdasarkan situs Covid19.bandung.go.id, dari 30 Kecamatan di Kota Bandung, Kecamatan Bawet saat ini menempati ranking ke-26 dengan sembilan kasus positif aktif.

Memang tidak urutan terbawah, tetapi yang patut diapresiasi adalah kecamatan ini hanya memiliki 123 kasus positif selama setahun pandemi Covid-19.

Camat Bandung Wetan, Sony Bakhtiar membeberkan resep soal penanganan Covid-19  yang dilakukan di wilayah administrasinya.

Menurutnya, kunci utama dalam penanganan pandemi yaitu terdapat pada masyarakat.

“Kunci dari kesehatan kita bisa tetap terjaga aktivitas kita tetap berjalan kuncinya adalah protokol kesehatan yang dijalankan. makanya kita selalu sosialisasi ke warga, kita selalu tekankan untuk prokes prokes prokes jaga. itu aja Kuncinya,” ungkapnya belum lama ini.

“Protokol kesehatan adalah kunci untuk membuat keseimbangan antara aktivitas bisa terus terus berjalan. Apapun aktivitas kita, berikut juga dengan kesehatan kita bisa terjaga,” tambahnya.

Dia mengatakan pihaknya tak pernah berhenti dalam memberi edukasi kepada masyarakat soal memegang teguh komitmen dan pengendalian diri, terlebih di masa pandemi ini.

Selain itu, katanya, pemahaman soal pemberantasan Covid-19 yang tidak bisa ditangani oleh pemerintah seorang, selalu dialamatkan kepada warganya.

“Komitmen kita bersama bahwa pencegahan pemberantasan virus Covid-19 ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah sendiri. Disiplin dalam menjaga protokol kesehatan juga perlu ditekankan. Lalu kita juga harus saling mengingatkan satu sama lain,” ujarnya.

“Kalau kita bersama-sama melakukan itu, kita yakin bisa melewati ujian ini. Kalau kita bisa bersatu kita akan bisa memenangkannya,” tambahnya.

Di samping sosialisasi, piihaknya juga gencar memasang water barrier sebagai alat untuk melakukan penyekatan jalan. Biasanya, titik penyekatan itu di tempat-tempat yang memiliki banyak toko atau outlet.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya jika terjadi kerumunan masif yang timbul saat warga sedang berbelanja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan