DEPOK – SMA Muhammadiyah 4 Depok luncurkan program menulis Al-Qur’an untuk seluruh warga sekolah baik siswa-siswi maupun para dewan gurunya.
Kegiatan itu bertujuan untuk melahirkan satu mushaf yang lahir dari hasil karya tulis para dewan guru dan peserta didik.
Uniknya, pembuatan mushaf tersebut dilakukan secara manual dengan tulis tangan.
Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Depok, Ustaz H. Ali Wartadinata, menjelaskan dalam proses penulisan Al-Qur’an ini peserta menggunakan metode berbasis pemberian tugas.
“Metode yang dilakukan pada program ini yakni dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis Al-Qur’an sebanyak 6 halaman,” ungkap Ali.
Ali berharap dengan adanya kegiatan itu para peserta dapat melatih sifat ketekunan dan ketelitian dalam menulis Al-Qur’an.
“Harapannya seluruh peserta didik dapat tekun karena butuh sifat ketekunan dan ketelitian agar penulisan Al-Qur’an tidak ada yang salah,” katanya.
Di samping itu, Ali juga mengatakan target penulisan Al-Qur’an harus selesai dalam waktu 2 minggu.
“Program menulis Al-Qur’an sudah harus selesai selama 2 pekan untuk menghasilkan satu mushaf dari tulisan 10 orang dewan guru dan 93 orang peserta didik,” imbuhnya.
Dikatakan Ali, tulisan mushaf yang saat ini diterbitkan adalah mushaf kedua setelah 3 tahun berlalu yang merupakan hasil karya perserta didik.
Untuk jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS yang sudah dibuatkan form khusus oleh panitia sehingga peserta hanya mengikuti format kertas yang disediakan oleh panitia. Sedangkan penanya bebas: apa saja.
Artinya, peserta hanya diminta untuk menulis dengan cara mengikuti format yang ada (follow the line, yakni, menulis hanya mengikuti huruf yang sudah ada dalam mushafnya.
Peserta menulis merasa bahagia dan ceria saat mengikuti program tersebut. Mereka mengaku tidak ada kendala apapun selama menulis. Peserta mengaku menulis mushaf dapat menambah pengalaman, ketelitian serta ketekunan.
Adapun program menulis Al-Qur’an ini diinisiasi oleh bidang Al Islam SMA Muhammadiyah 4 di bawah koordinasi langsung Ustaz Ali.
Alasan harus tulis tangan agar mushaf hasil komplilasi karya peserta didik itu memiliki nilai estetika yang tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan mesin tik atau bantuan teknologi. (Mg12)