Kemuliaan Penghafal (Hafidz) Al-Qur’an

Hadis di atas telah menjelaskan kedudukan pembaca Al-Qur’an. Derajat dan kedudukannya naik sesuai dengan apa yang ia baca dari Al-Qur’an ketika ada di dunia.

Sesungguhnya orang yang mahir membaca Al-Quran akan digiring pada hari kiamat dan mereka akan menempati derajat As-Safaratul Kiraamil Bararah yaitu malaikat yang menyampaikan wahyu kepada para Rasul. Allah berfirman, “Di tangan para penulis (malaikat) yang mulia lagi berbakti.” (QS. Abasa: 15-16).

Mereka menempati tempat yang tinggi di samping Tuhan mereka. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Orang-orang yang membaca Al-Qur’an dan mahir, ia bersama As-Safaratul Kiraamil Bararah, dan yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesusahan maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dikisahkan bahwa Usaid bin Hudhair ketika pada suatu malam ia membaca Al-Qur’an di rumahnya tiba-tiba kudanya meronta. Ketika disampaikan kepada Rasulullah, dan Rasulullah menyuruh Usaid membacanya sampai tiga kali, dan setiap dibacakan Al-Qur’an kudanya meronta tiga kali, “Aku lalu bangkit, aku melihat seperti mendung di dalamnya ada seperti pilinan (spiral) yang naik ke angkasa sampai aku tidak bisa melihatnya”. Rasulullah bersabda, “Itu adalah malaikat, ia mendengarkan kamu. Jika kamu terus membacanya, tentu manusia akan bisa melihatnya tanpa penghalang.” (HR. Muslim).

Semoga kita oleh Allah swt. di masukan ke dalam golongan orang-orang yang gemar membaca al-Qur’an, sehingga mendapat kedudukan dan kemuliaan ditempatkan yang tinggi di samping Tuhan dan bersama As-Safaratul Kiraamil Bararah; dan mendapat syafaat dan dibela oleh Al-Quran pada hari kiamat; dan mendapat ukuran keutamaan bagi yang banyak menghafal Al-Quran; juga sebagai golongan ahli ibadah yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan ketaatan yang sangat mulia di sisi-Nya, karena padanya terdapat pahala dan balasan yang besar. Wallahu A’lam bish Shawabi.