Al-Qur’an adalah kitab Allah. Ia adalah tali Allah yang kuat. Ia adalah pengingat yang bijaksana dan jalan yang lurus. Ia adalah kitab yang tidak tercampur hawa nafsu, tidak susah diucapkan lisan, tidak membuat ulama merasa kenyang membacanya, tidak menciptakan banyaknya penolakan, dan keajaiban-keajaibannya tidak pernah putus. Ia adalah kitab Allah yang tidak membuat jin mau berhenti mendengarnya, sampai mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan, yang menunjukkan pada kebenaran.” Siapa yang berkata dengannya ia benar, siapa yang mengamalkannya mendapat pahala, siapa yang menghukumi dengannya pasti adil, dan siapa yang mengajak kepadanya maka ia ditunjukkan ke jalan yang lurus.
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Dengan ibadah itu seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, membaca Al-Qur’an terhitung amal takarrub kepada Allah yang agung, meskipun bukan yang paling agung. Membacanya di dalam sholat adalah ibadah. Dan membacanya di luar sholat juga ibadah.
Imam Nawawi r.a berkata, : “Dan ketahuilah bahwa mazhab yang shahih dan dipilih yang dipegang oleh para ulama bahwa membaca al-Qur’an lebih utama dari membaca tasbih, tahlil, dan zikir selain keduanya.
Mengajarkannya ibadah. Mempelajarinya juga ibadah. Bahkan orang yang belajar membaca al-Qur’an, memahaminya, dan menghafalkannya adalah tergolong seorang ahli ibadah kepada Allah dan termasuk golongan manusia paling baik. Begitu juga orang yang mengajarkan al-Qur’an kepada manusia termasuk golongan manusia paling baik.
Rasulullah Saw bersabda, : “Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Banyak hadits dari Rasulullah yang menyerukan untuk memperbanyak membaca al-Qur’an.
Dari Amru ibnul-Ash, ia berkata, “Siapa yang membaca al-Qur’an, maka ia telah menurunkan kenabian di antara dua sisinya hanya saja ia tidak diberi wahyu.” Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya rumah yang al-Qur’an dibaca di dalamnya akan luas bagi penghuninya, banyak kebaikannya, dihadiri malaikat, dan setan-setan keluar darinya.”
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab, “Al-hal dan al-murtahil.” Lelaki itu bertanya, “Apa itu al-hal dan al-murtahil?” Rasulullah menjawab, “Orang yang membaca al-Qur’an dari awal sampai akhir, setiap kali selesai ia mulai lagi dari awal.”