HAFIDZ adalah sebutan bagi seseorang yang dapat menghafal Al-Qur’an. Julukan hafidz Quran kerap disematkan pada mereka yang dipandang mampu menghafal Al-Qur’an. Secara etimologi, kata ‘hafidz’ berasal dari bahasa Arab, yang artinya pelindung atau pengikat. Kata ‘hamilul‘ berarti membawa. Hamilul Qur’an justru lebih tepat bagi mereka yang mampu menghafal Kitab suci Islam. Mereka membawa kitab suci ke mana saja dan di mana saja. Pembawa Al-Qur’an adalah pembawa bendera Islam. Bagi seorang hamilul Qur’an, membaca dan mengkaji Al-Qur’an menjadi sebuah kebutuhan hidup.
Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman, “… dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: 41-42).
Pada tiap-tiap zaman dan masa Al-Qur’an dihafal oleh jutaan umat Islam, ini adalah salah satu inayat Tuhan untuk menjaga Al-Qur’an, sebagaimana terbukti firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya.” (QS. Al-Hijr, 15:9).
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, : “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah”. (HR. Muslim).
Di antara kedudukan dan kemuliaan membaca Al-Qur’an adalah bahwa Al-Qur’an akan mensyafaati pembacanya di sisi Allah pada hari kiamat dan meminta kepada Allah agar meridhai pembacanya.
Dalam hal ini sebagaimana Nabi Saw. bersabda, : “Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at yang dikabulkan syafa’atnya dan penunjuk jalan yang bisa dipercaya. Siapa yang menjadikannya sebagai imamnya, maka Al-Qur’an akan menuntunnya ke surga.” (HR. Ibnu Hibban, Baihaqi, dan ath-Thabrani).
Dalam hadis yang lain Beliau Saw. bersabda, “Al-Quran didatangkan pada hari kiamat dan ia berkata, “Wahai Tuhan, hiasilah dia (orang yang membaca Al-Qur’an),” Lalu dipakaikan kepadanya mahkota kemuliaan. Lalu Al-Qur’an berkata, “Wahai Tuhan tambahi dia”, Lalu dipakaikan padanya hiasan kemuliaan. Lalu Al-Quran berkata, “Wahai Tuhan, ridhailah dia.” Lalu dia diridhai. Lantas dikatakan padanya, “Bacalah dan naiklah, dan setiap satu ayat ia tambah satu kebaikan.” (HR Tirmidzi).