Tim Saber Pungli Selidiki Oknum Petugas PKH di KBB Terkait Penyaluran Bansos Non Tunai

NGAMPRAH – Tim Saber Pungli Polda Jawa Barat tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi dalam penyaluran bantuan sosial bermasalah oleh oknum petugas PKH di Kabupaten Bandung Barat berinisial R.

Selain sebagai PKH, R sendiri merangkap sebagai tim pemasaran perusahaan penyedia bahan sembako dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial.

R diduga, menyalurkan sembako tidak sesuai spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan tujuan mendapatkan untung besar.

Menanggapi hal tersebut, Plt Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan, mendukung penuh langkah yang dilakukan aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kasus tersebut.

“Kami mendukung penuh, dalam kampanye kami juga. Kami no kompromi terhadap praktik-praktik pungli,” kata Hengky, Selasa (27/4).

Hengky Kurniawan mengaku saat ini pihaknya tengah berbenah dan menghindari praktik korupsi, kolusi, nepotisme, serta jual beli jabatan.

“Bahkan saya sering sampaikan sekarang saatnya kita berbenah di era kepemimpinan saya saat ini, seperti budaya jual beli jabatan dan sebagainya itu tidak ada,” tegasnya.

Dirinya pun telah menegaskan bahwa bakal bicara langsung kepada dinas terkait saat ada keperluan. Ia tidak akan memakai perantara pihak ketiga untuk menghindari potensi penyalahgunaan wewenang.

“Jadi kalau ada oknum yang mengatasnamakan ini itu dan lain sebagainya, ini sudah kita batasi saya sudah sampaikan ke beberapa dinas. Kalo saya misalnya ada keperluan dinas saya sendiri yang akan ngomomg langsung. Jadi tidak ada perantara pihak ketiga,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dugaan pembagian sembako bermasalah terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Bantuan sembako tersebut diduga bermasalah dari segi kualitas dan nominal yang seharusnya.

Dari informasi yang dihimpun bantuan sembako bermasalah itu terjadi di dua kecamatan di Bandung Barat yakni Cililin dan Padalarang. Ada sejumlah warga yang mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT) dari program yang digulirkan Kementerian Sosial.

Adapun dugaan bantuan bermasalah dari sisi kualitas dan kuantitas. Kualitas barang yang didapat warga seperti beras dengan warna menguning. Sementara sisi kuantitas yakni telur yang hanya 12 butir dengan berat kurang dari 1 kilogram serta kentang berukuran kecil hanya sebanyak 8 buah. (wis/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan