Berbisnis di Tengah Pandemi

Oleh: Deni Rizky (Peneliti di Pusat Kajian Ekonomi dan Bisnis UNPAS)

Pandemi Covid 19 sudah satu tahun lebih membuat seluruh dunia mengalami krisis baik itu krisis ekonomi maupun Kesehatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 (c-to-c) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen.

Meskipun di tahun 2021 banyak yang memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh positif seperti Gubernur Bank Indonesia Ferry Warjiyo secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 4,1 persen sampai dengan 5,2 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani tahun 2021 akan tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Prediksi tersebut menurut saya terlalu optimis, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah adanya perbaikan, tetapi kita harus tau bahwa pemulihan ekonomi dan pemulihan Kesehatan masih belum optimal, sebagaimana kita ketahui untuk saat ini perbaikan ekonomi berada pada perbaikan Kesehatan yaitu Vaksinasi, tetapi pada kenyataannya Vaksinasi tersebut masih belum menyeluruh dan masih banyak yang terkena Covid 19 meskipun sudah di vaksin.

Bagaimana nasib pertumbuhan ekonomi di Tahun 2021? Semua berharap hasil yang terbaik, apa yang dilakukan dalam satu tahun lebih mudah-mudahan memanen sukses.

Pandemi Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih menunjukan tren yang cukup tinggi terutama Jawa barat yang sebarannya terbanyak ke 2 (dua) setelah DKI Jakarta. kita tidak bisa menyimpulkan bahwa penanganan Covid-19 di Jawa Barat buruk dibandingkan dengan provinsi lain, karena salah satu faktor utama jumlah penduduk Jawa Barat terbesar yaitu sebanyak 49.565,2 Ribu Jiwa.

Untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah dan para pelaku usaha harus bergandengan tangan bekerja sama. Banyak yang sudah dilakukan pemerintah, mulai dari kebijakan merelaksasi keuangan sektor usaha sampai upaya mendorong daya beli rumah tangga yang terdampak.

Tapi apapun yang dilakukan untuk memulihkan ekonomi, semuanya tentu dengan asumsi selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kita semua menyaksikan, dampak pandemi telah meluluhlantakkan semua sektor.

Untuk keluar dari jerat ekonomi Covid 19, semua pelaku usaha dan entitas ekonomi dituntut (salah satunya) untuk selalu berinovasi. Istilah kerennya sekarang paling tidak harus menyesuaian proses bisnisnya dengan kondisi masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan