Trauma Longsor, Suara Gemuruh PLTP Resahkan Warga Pangalengan

PANGALENGAN – Meski mengeluarkan suara gemuruh yang membuat warga Pangalengan khawatir, PT Star Energy Geothermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu mengklaim proses kegiatan discharge sumur atau uji produksi sumur tidak membahayakan.

“Sebetulnya tidak perlu khawatir, kegiatan yang dilakukan di industri geotherma Wayang Windu itu semuanya sudah dilakukan dengan perencanaan yang baik, terarah, dan terukur. Kita juga sudah memetakan hal-hal mana saja yang perlu diwaspadai dan bisa menimbulkan dampak kepada masyarakat,” ungkap Well Testing Superintenden PT Star Energy Geothermal PLTP Wayang Windu, Iyan Marfriansyah di Pangalengan beberapa waktu yang lalu.

“Kemarin itu, cuaca di sekitar Wayang Windu sangat cerah. Tapi di wilayah lain Pangalengan hujan besar diiringi petir. Jadi, pas melakukan pengujian sumur suaranya terbawa angin, yang kebetulan mengarah ke bawah dari lokasi,” sambung Iyan.

Iyan mengungkapkan bahwa saat kegiatan uji produksi sumur itu berbarengan dengan kondisi cuaca yang tengah hujan disertai angin dan petir. Sehingga menimbulkan suara yang sangat bising sekali.

Sementara itu, Kepala Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan, Odang Kusnadi mengatakan bahwa suara gemuruh tersebut membuat warga di beberapa desa di Kecamatan Pangalengan menjadi teringat kembali akan bencana longsor yang terjadi pada tahun 2015 silam. Katanya, warga khawatir longsor kembali terjadi.

“Ya, memang kami khawatir suara gemuruh tersebut, mengakibatkan bencana longsor seperti tahun 2015 lalu,” pungkas Odang.

Lanjut Iyan, sudah ada upaya yang dilakukan guna mengurangi dampak kebisingan. Pun dengan kegiatan uji produksi sumur itu tidak hanya dilakukan satu kali saja tapi sudah berkali-kali sejak PLTP Wayang Windu beroperasi yaitu tahun 2000. Kata Iyan, kegiatan tersebut sudah umum dilakukan di semua industri geothermal yang ada di seluruh dunia.

“Semakin besar sumur yang diproduksi itu biasanya akan semakin bising. Nah tergantung juga, apakah sumurnya mengandung air atau tidak. Bisanya kalau mengandung air itu suaranya agak lebih sembab,” tutur Iyan.

“Kebetulan sumur yang kita produksi, itu boleh dikatakan hampir seratus persen adalah uap. Jadi uap itu betul-betul lolos, enggak ada hambatan sama sekali. Pada saat kita melakukan discharge suaranya jadi lebih berisik,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan