LEMBANG – Deretan potensi bencana yang ditimbulkan oleh Gunung Tangkuban Parahu, Sesar Lembang, serta tanah longsor menjadi ancaman nyata bagi masyarakat yang tinggal di Kawasan Bandung Utara (KBU).
Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung T Bachtiar mengatakan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut mesti memiliki kewaspadaan tinggi akan ancaman bencana seperti yang telah disebutkan.
“Terjadi kapan itu tidak masalah, yang penting masyarakat siap dulu. Jadi tindakan apa yang dilakukan bila terjadi sesuatu itu yang penting,” kata T Bachtiar saat ditemui di Lembang, Kamis (22/4).
Dengan begitu masyarakat nantinya bakal lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana sehingga bisa meminimalisasi jumlah korban. Meski hingga saat ini, gempa bumi misalnya belum bisa diprediksi.
Sebelum bencana datang, menurut Bachtiar, sudah selayaknya masyarakat yang tinggal di kawasan Bandung Utara memiliki bekal pengetahuan tentang keselamatan atau mitigasi.
Dirinya menyebut ada peran esensial pemerintah pengusaha dalam menjaga dan mematuhi kaidah pembangunan melihat topografi kewilayahan.
“Soal pembangunan hunian perlu ada evaluasi, lalu perbaikan, dan pengawasan. Bila masa lalu belum diketahui garis besarnya sekarang kan sudah diketahui. Berkenaan izin mendirikan bangunan (IMB), itu menjadi alat kontrol disesuaikan dengan ancaman bencana,” ungkapnya.
Selain penegakan aturan dari pemerintah, keberadaan relawan kebencanaan juga jadi sesuatu yang tak kalah penting. Bukan cuma untuk saat terjadi bencana, relawan juga memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat.
“Saat ini relawan bahkan sedang mempersiapkan diri bila sesuatu terjadi. Langkah apa yang harus dilakukan, misalnya bagaimana bila terjadi gempa, gunung meletus dan itu tindakan luar biasa,” tuturnya.
Dirinya sedikit menyinggung soal Gunung Sunda sebagai gunung api purba yang diyakni cikal bakal terbentuknya Cekungan Bandung, khususnya Bandung Utara. Sisa-sisa letusan melahirkan gunung baru seperti Gunung Burangrang, Tangkuban Parahu, Bukit Tunggul, Gunung Masigit, hingga Gunung Manglayang.
Dengan panjangnya sejarah pembentukan Cekungan Bandung dan letusan besar Gunung Sunda, dirinya berharap pemerintah bersedia membangun museum Gunung Sunda agar masyarakat lebih mengetahui tentang sejarah alam di Bandung.
“Semua berakar pada Gunung Sunda. Sudah sewajarnya misalnya di Lembang ada museum yang berkenaan dengan Gunung Sunda, Gunung Jayagiri, Tangkuban Parahu. Itu bisa menjadi objek edukasi yang paling efektif,” tandasnya. (mg6)