BANDUNG – Untuk merealisasikan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bulan Juli nanti, Yayasan Taruna Bakti memberikan fasilitas kepada para Guru-guru yang ada di Kecamatan Bandung Wetan untuk melaksnakan proses vaksin yang dilaksnakan di Aula Sekola Taruna Bakti, Jalan LR.E.E Martadinata pada Jumat, (16/4).
Ketua Pengurus Yayasan Taruna Bakti, Ibram Syah Amir, mengatakan pihaknya mendukung sepenuhnya program pemerintah melakukan vaksinasi bagi para tenaga pendidik.
“Kami bersyukur bahwa tempat kami dijadikan proses vaksinasi ini dan kami akan membantu pemerintah dalam melaksanakan penyuntikan vaksin bagi para pendidik,” ujar Ibram saat ditemui di Aula Yayasan Taruna Bakti.
Dalam prosesnya sehingga ditunjuk menjadi tempat vaksinasi, Ibram mengatakan tak mudah untuk mendapat persetujuan untuk menggelar vaksinasi di tempatnya, karena harus memenuhi beragam persyaratan.
“Sebetulnya Kecamatan Bandung Wetan itu banyak dipenuhi sekolah-sekolah favorit. Namun, setelah dilakukan kunjungan lapangan oleh Kecamatan, Dinkes, Satgas Covid dan koordinasi juga dengan PGRI, dirasa mungkin Taruna Bakti paling siap dalam mendukung program vaksinasi ini,” katanya.
Dia menambahkan, nantinya gebyar vaksinasi ini akan dilangsungkan dua kali, 16 dan 19 April. Namun, bedanya, di tanggal 19 nanti yang dibantu sekolah-sekolah lain, menyasar para tenaga keamanan dan kebersihan.
Vaksinasi untuk Tenaga Pendidik
Di tempat yang sama Camat Bandung Wetan, Soni Bakhtiyar mengatakan, dirinya sungguh bahagia karena penyuntikan vaksin dapat terus berlangsung. Hal tersebut menandakan terealisasinya kesehatan maksimal bagi para guru maupun ASN kewilayahan.
Namun, Soni mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk melakukan protokol kesehatan ketat. Selain itu, dirinya juga meminta agar pendataan terhadap para guru dilakukan.
“Saya selaku Ketua Satgas di Bawet, akan lihat nanti prokesnya. Salah satu persyaratan sekolah tatap muka ialah vaksinasi dan prokes ini. Jadi saya tegaskan betul harus dijaga. Di samping itu, sekolah disarankan membuat data perihal guru. Tujuannya untuk mengetahui dari mana guru-guru tersebut berasal,” katanya.
“Takutnya nanti kalau berasal dari zona yang merah malah membawa transmisi, jadi harus didata betul,” tambah Soni. (mg1/boy)