Bukit Algoritma Bisa Sejajar dengan Silicon Valley Amerika, Jika Syarat Ini Terpenuhi

JAKARTA – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyarankan agar kawasan pusat teknologi Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat dapat mengajak perusahaan teknologi besar untuk masuk. Agar kawasan tersebut bisa dikembangkan sejajar dengan kawasan Silicon Valley di Amerika Serikat.

“Anda perlu menarik satu perusahaan teknologi besar untuk masuk ke ke kawasan technology center tersebut (Bukit Algoritma). Dan membangun fasilitas pendidikan atau kampus di sana. Kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dalam rangka menggerakkan momentum pengembangan kawasan technology center. Agar menjadi hub atau pusat teknologi,” ujar Country Head JLL Indonesia James Allan dalam media briefing virtual di Jakarta, Kamis, (15/4).

Ini Tantangan Pembangunan “Silicon Valley Indonesia” Alias Bukit Algoritma

James menilai kawasan pusat teknologi sekelas Silicon Valley di Indonesia akan memiliki daya tarik tersendiri dengan pengembangan yang besar. Banyak perusahaan-perusahaan digital besar di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia dan sebagainya yang kemungkinan akan tertarik untuk masuk ke sana.Pada akhirnya perusahaan-perusahaan yang masuk ke kawasan tersebut akan menjadikan lingkungan kawasan tersebut sebagai pusat pendidikan atau riset dan pengembangan yang besar dalam jangka panjang.

“Kendati demikian pembangunan dan pengembangan kawasan technology center di Indonesia agar bisa menjadi sekelas Silicon Valley Amerika Serikat tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan waktu panjang,” kata James.

Telkom Kirim Pemenang SocioDigi Leader ke Silicon Valley

Persiapan untuk Membangun Bukit Algoritma

Head of Research JLL Yunus Karim mengatakan, persiapan yang perlu untuk membangun kawasan technology center Bukit Algoritma adalah infrastruktur. Salah satunya pusat data.

“Kita melihat saat ini. Data center di Indonesia sangat berkembang dan mendapatkan perhatian dari para investor dan pemain data center di Indonesia,” kata Yunus.

JLL melihat saat ini trennya menuju cloud players. Atau perusahaan yang bergerak di teknologi komputasi awan untuk melakukan bisnis di Indonesia.

Sebelumnya, PT Amarta Karya (AMKA), BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, dan Kiniku Bintang Raya menandatangani kontrak Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi, yang bernama “Bukit Algoritma”.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan