JAKARTA – Sejak merebak covid-19 bahkan hingga tahun ini banyak menghalangi dan menunda beberapa aktifitas termasuk kegiatan ekspor. Beberapa yang membebani seperti biaya freight yang melonjak, ditambah kebijakan banyak negara yang menghentikan sementara lalu lintas keluar-masuk barang dan manusia.
Ekspor paraffin wax adalah salah satu yang terkena dampaknya. Salah satu perusahaan paraffin wax di Indonesia, PT Kirana Mitraabadi (KMA) ikut merasakan imbas pandemi. Padahal, ekspor KMA boleh dibilang strategis karena mereka merupakan salah satu elemen hilirisasi penting bagi produk Pertamina.
“Ekspor kami sempat terhenti di 2020 akibat pandemi. Permintaan dari beberapa negara tak bisa kami penuhi karena persoalan regulasi di negara yang bersangkutan, ketersediaan pengiriman, serta biaya kirim yang tinggi,” papar Direktur Utama PT Kirana Mitra Abadi Edo Lesmana dalam keterangan resmi yang diterima.
Untungnya, sejak awal 2021, alur ekspor mulai bergerak kembali. Segala rintangan, termasuk biaya pengiriman, mulai mendekati titik normal. Beberapa industri dari beberapa negara juga langsung mengirimkan pesanan.
Edo mengakui paraffin wax sendiri biasanya diimpor dari Tiongkok. Kehadiran PT KMA sejak 2010 cukup menekan angka impor komoditas multiguna tersebut dengan memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk mengekspor produk turunannya ke Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, Australia, dan bahkan Afrika. (Jawapos)