Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. sedikitpun tidak akan berbuat aniaya terhadap kebaikan orang mukmin, pahalanya diberikan sewaktu ia di dunia, dan di akhirat kelak ia pun akan mendapatkannya. Adapun orang kafir hanya mendapatkannya sewaktu ia di dunia saja, sedangkan di akhirat ia takkan mendapatkan apa-apa dari kebaikannya itu.” (HR. Ahmad melalui Anas r.a.).
Beruntunglah orang yang beriman karena pahala amal kebaikannya dibalas oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat tanpa dikurangi barang sedikit pun. Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan orang beriman. Sebaliknya amal kebaikan orang kafir hanya dibalas di dunia saja; di akhirat nanti tiada suatu kebaikan pun yang dimilikinya.
Nabi Saw. telah bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi pelakunya; sesungguhnya orang mukmin kelak di hari kiamat hanyalah bernaung dalam naungan sedekahnya.” (HR. Thabrani melalui Uqbah ibnu Amir r.a.).
Sedekah dapat dijadikan sebagai pemberi syafaat bagi pelakunya. Di dalam kubur ia mendapatkan kesejukan berkat sedekahnya dan terhindar dari panasnya kubur. Demikian pula di hari kiamat, ia akan mendapatkan naungan dari amal sedekahnya, padahal ketika itu kebanyakan manusia berada di dalam kepanasan yang tiada taranya. Hadis ini menerangkan tentang keutamaan amal sedekah, dan sekaligus sebagai anjuran buat kita untuk mengerjakannya. Dalam hadis lain disebutkan bahwa bersedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api, juga sedekah itu dapat memadamkan kemurkaan Allah.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Barang siapa membuka pagi harinya dengan amal kebaikan, dan mengakhirinya dengan amal kebaikan pula, niscaya Allah berfirman kepada para Malaikat-Nya, “Janganlah kalian catat dosa-dosa yang dikerjakannya di antara kedua amal baiknya itu.” (HR. Thabrani).
Orang yang selalu berbuat baik pada permulaan siang dan akhir siang hari akan memperoleh ampunan dari Allah Swt. dan Allah memerintahkan kepada malaikat pencatat amalnya, ” Janganlah kamu mencatatkan dosa-dosa yang ia lakukan di antara kedua amal baiknya itu”, yakni dosa-dosa yang menyangkut hak-hak Allah dan bukan dosa-dosa yang besar.