Rupiah Kian Melemah

JAKARTA – Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang dolar naik tipis pada hari Jumat, namun menuju minggu terlemah tahun ini karena data yang kuat di Eropa, angka pekerjaan AS yang sangat lemah dan Federal Reserve yang sangat akomodatif telah mendorong investor untuk memangkas taruhan pada greenback. Rupiah ditutup melemah tipis 0,21 persen di level Rp 14.565 per dolar AS. Pergerakan rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan mata uang lainnya di kawasan Asia Tenggara. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, mengalami tekanan pada hari ini, Jumat (9/4).

Investor juga disebut terus mencerna komentar baru Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell yang membela sikap dovish bank sentral selama acara Dana Moneter Internasional pada hari Kamis. Karena The Fed terus mempertahankan pendiriannya, di seberang Atlantik, Bank Sentral Eropa juga membahas kenaikan yang lebih kecil dalam pembelian obligasi, menurut risalah dari pertemuan Maret yang dirilis pada hari Kamis.

Di sisi data, klaim pengangguran di AS secara tak terduga naik menjadi 744.000, lebih tinggi dari 680.000 klaim, dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan 728.000 klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.

Vaksin – yang dikembangkan bersama Universitas Oxford dan dianggap sebagai pelopor dalam perlombaan inokulasi global – telah diganggu oleh masalah keamanan dan masalah pasokan.

Sementara dari internal, Bank Indonesia hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan perbaikan. Tercatat pada Maret 2021, BI mengumumkan IKK berada di 93,4. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 85,8 pada Februari dan 84,9 pada Januari 2021.

“IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis. Artinya, IKK di bulan Maret memang sudah membaik tetapi konsumen cenderung masih pesimistis atau belum pede memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang,” ujar Ibrahim dalam hasil risetnya, Jumat (9/4).

Selain itu, kata Ibrahim, dalam keterangan BI, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik. Ini didorong perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan pembelian barang tahan lama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan