CIMAHI – Kirmir Sungai Cisangkan yang berada di depan Pasar Antri Baru (PAB) ambruk di Jalan Sriwijaya Kota Cimahi. Penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan lapisan karung pasir dan tiang kayu untuk menahan tanah tidak terus longsor.
Dari pantauan di lokasi, Rabu (7/4/2021), terdapat dua titik kirmir yang ambruk terlihat saat debit air sungai surut. Bagian atas kirmir merupakan area parkir kendaraan di pasar tersebut.
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi M. Nur Kuswandana mengatakan kirmir tersebut ambruk dipicu debit sungai yang deras saat hujan turun.
“Status kirmir sudah tua dan mulai lapuk. Saat hujan, arus sungai cukup deras sehingga mengikis bagian bawah tanah hingga lapisan atasnya tertarik dan ambruk,” ujarnya.
Berdasarkan pendataan DPKP Kota Cimahi, dimensi kirmir yang rusak berkisar panjang 15 meter dan tinggi 3-4 meter. Untuk mencegah longsoran tanah meluas, dilakukan pemasangan karung pasir dan tiang kayu penahan.
“Penanganan sementara dengan karung pasir penahan longsor dan tiang kayu. Karena di atasnya tempat parkir sedangkan hanya ditahan oleh kirmir jadi terlalu berat menahan beban,” ucapnya.
Pihaknya akan membuat desain tembok penahan tanah (TPT) untuk perbaikan kirmir tersebut. Namun, untuk pengerjaannya baru bisa dilakukan tahun depan.
“Kita akan siapkan desain TPT agar lebih kuat, anggaran tahun ini tidak ada jadi perlu perencanaan dulu hingga diajukan ke APBD,” imbuhnya.
Menurut Nur, dalam kondisi curah hujan tinggi sejumlah sungai Cimahi mengalami kenaikan debit cukup tinggi.
“Ini juga salah satu pemicu longsor tanah terutama kirmir. Malah, sekitar 90% lebih kejadian longsor di sungai dipengaruhi debit tinggi saat hujan,” jelasnya.
Apalagi, pihaknya tidak bisa memantau satu persatu aliran sungai.
“Yang paling banyak laporan dari masyarakat soal kejadian longsor kirmir. Hal itu sangat membantu dalam penanganan bisa dilakukan segera untuk mencegah kerusakan meluas,” ucapnya.
Penanganan longsor pada kirmir sungai bagian dari kegiatan pemeliharaan yang dilakukan DPKP Kota Cimahi. Meliputi pemeliharaan aliran sungai, saluran irigasi, dan lainnya.
“Kita lakukan pemeliharaan rutin cukup efektif mengatasi permasalahan longsor dan sebagainya. Anggaran secara keseluruhan sekitar Rp 2 miliar yang dilakukan secara swakelola, terpisah dari kegiatan pembangunan TPT karena itu butuh perencanaan terlebih dahulu,” ungkapnya. (fey/ziz)