Perbolehkan Salat Tarawih, Begini Penjelasan Ridwan Kamil

BANDUNG – Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, beribadah saat Ramadan diperbolehkan asalkan sesuai dengan ketentuan yang ada.

“Covid ini hubungannya dengan kerumunan, kerumunan berarti ada potensi (penyebaran), kalau masjidnya penuh, kalau buka bersamanya terlalu ramai. Jadi beribadah di masjid diperbolehkan, tapi dengan ketentuan-ketentuan,” ungkap Emil panggilan akrab Ridwan Kamil usai rapat koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, di Mapolda Jabar, Kamis (8/4).

Oleh karena itu, kata Emil, pihaknya meminta kepada dewan kemakmuran masjid (DKM) untuk tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan, dalam hal ini menjaga kapasitas masjid atau hanya 50 persen.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk beribadah di rumah, bila keterisian masjid sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

“Sehingga sebagian masyarakat diminta untuk mengurangi kepadatan, seperti sahur atau buka bersama, diupayakan dilakukan di rumah saja,” kata Emil.

Terkait mudik, lanjut Emil, pihaknya telah melakukan berbagai simulasi, seperti wilayah yang akan disekat hingga pengetesan Covid-19 terhadap warga yang akan berpergian. Untuk lakukan pengetesan pihaknya menyediakan banyak alat, tak hanya tes cepat antigen namun juga GeNose C19.

“Titik-titik pariwisata juga akan dibatasi, karena ini bukan masalah boleh atau tidak, tapi sebagai langkah pencegahan Covid-19,” jelasnya.

Di sisi lain, Emil mengklaim, vaksinasi Jabar tertinggi di Indonesia dengan total mingguan vaksin yang disuntikkan sekitar 60.200. Namun begitu, dirinya mengaku belum puas dengan angka tersebut, mengingat jumlah populasi masyarakat di Jabar yang cukup besar.

Oleh karena itu, dirinya mendukung apa yang dilakukan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan vaksinasi massal di Eldorado Convention Hall, yang menargetkan 5.000 orang untuk disuntik vaksin Covid-19. Terlebih, acara ini bakal berlangsung selama dua bulan.

“Kalau ini tercapai 5.000 per hari, ini akan rekor. Tapi jangan hanya Kementerian BUMN, kami mengajak pihak swasta yang lain untuk bergabung dan menyelenggarakan acara seperti ini agar herd immunity (kekebalan kelompok) tercapai dan pemulihan ekonomi bisa lebih cepat,” tutup Emil. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan