Meroket, Indeks Pemberdayaan Gender di KBB

NGAMPRAH – Di masa pandemi Covid-19 ini, Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Kabupaten Bandung Barat (KBB) diklaim mengalami kenaikan. Sama dengan yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini berada pada angka 6,8.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) KBB, Asep Wahyu, mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini peranan wanita untuk berkiprah lebih terbuka.

Peranan wanita baik di bidang perekonomian, politik, dan pendidikan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sedangkan kaum pria tidak sedikit yang mengalami stagnasi.

“Bisa dimengerti, ketika pandemi laki-laki berhenti, maka peran wanita naik gitu. Nah itu hasil surveinya,” ujar Asep saat ditemui usai verifikasi Lapangan Anugrah Parahita Ekapraya (APE) Tahun 2020, di Ruang Rapat Sekda Kabupaten Bandung Barat, Ngamprah, Rabu (7/4).

Meski begitu, menurut Asep, meningkatnya pengarusutamaan Gender (PUG) tersebut, belum didukung dengan data-data administratif. Aktivitas kaum gender dalam menopang perekonomian belum tertera secara administrasi, sehingga peranan wanita kurang begitu terangkat.

Asep mencontohkan, dalam sebuah keluarga, jika suaminya petani, maka istrinya juga bersama-sama membantu bertani. Tapi ketika disensus, malah tercantum istrinya bekerja turut suami atau ibu rumah tangga.

Hal demikianlah yang menjadi penyebab peranan wanita belum begitu kentara. Oleh karena itu, Pemkab Bandung Barat akan menyusun Data Terpilah Gender untuk memisahkan data keluarga yang lebih spesifik.

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat sebagai leading sektor, kata Asep, ke depan akan menyempurnakan pendataan keluarga hingga menyentuh peran wanita.

“Kita targetkan tahun 2022, akan diprogramkan. Pendataan keluarga yang sekarang, program BKKBN. Nah untuk data PUG, nanti bisa dianggarkan dari APBD kita,” jelasnya.

Sementara terkait APE, Asep berharap Kabupaten Bandung Barat bisa mendapat posisi mentor. Saat ini Bandung Barat selama tiga kali berturut-turut berhasil meraih APE.

Asep melanjutkan, pertama meraih APE tingkat pratama pada 2014, kemudian 2016 berhasil meraih utama, meloncati tingkat madya. Dan pada 2018, kembali meraih tingkat utama.

Ke depan, ia berharap Kabupaten Bandung Barat bisa meraih APE tingkat paling tinggi, yakni mentor. Untuk mendukung tingkat mentor, pihaknya harus bisa mem-backup data yang dibutuhkan, salah satunya tentang Data Terpilah Gender.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan