Bersilaturahmi Mempermudah Masuk Surga

Oleh Drs. H Karsidi Diningrat, M.Ag.

 

RASULULLAH Shalallahu Alaihi Wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya lafaz rahim itu berakar dari lafaz ar Rahmaan; maka Allah Swt berfirman, “Barang siapa yang menghubungkanmu, Aku menghubungkan diri pula dengannya, dan barang siapa memutuskanmu, Aku memutuskan diri pula dengannya.” (HR. Bukhari).

Yang dimaksud dengan rahim ialah hubungan silaturahmi atau hubungan persaudaraan. Dapat disimpulkan dari makna hadits ini bahwa menghubungkan tali silaturahmi hukumnya wajib dan memutuskannya hukumnya haram.

Ketika Allah menciptakan rahim maka rahim bergantung di bawah ‘Arasy seraya berdoa, “Ini adalah tempat (kedudukan) orang yang memohon perlindungan kepada-Mu.” Maka Allah Swt. berfirman kepadanya, “Barang siapa yang menghubungkanmu maka Aku mau berhubungan dengannya, dan barang siapa yang memutuskanmu, maka Aku memutuskan hubungan dengannya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam telah bersabda, “Hamba Allah mana pun yang mengunjungi teman seimannya, maka diserukan kepadanya, “Alangkah baiknya engkau, dan berbahagialah surga bagimu.” Dan Allah Swt. berfirman, “Hamba-Ku telah mengunjungi-Ku, maka Aku harus menjamunya, dan Aku masih belum puas sebelum menjamunya dengan jamuan surga.” (HR. Ibnu Abud Dunya melalui Anas r.a.).

Yang dimaksud dengan ziarah atau berkunjung dalam hadits ini ialah dalam rangka bersilaturahmi dan bukan untuk tujuan lain. Yang dimaksud dengan pengertian Fillahi ialah saudara yang hubungannya terjalin karena Allah dan bukan karena faktor lainnya, seperti yang dijelaskan oleh hadits lain yang mengatakan, “Ada tujuh macam orang kelak (di hari kiamat) yang akan dapat naungan dari Allah pada hari yang tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, antara lain ialah dua orang lelaki yang saling mengasihi karena Allah, keduanya bertemu dan berpisah karena Allah.

Pantaslah bila dalam hadits ini dikatakan demikian, yaitu mendapat penghormatan dari Allah SWT karena ia berkunjung kepada saudaranya itu hanyalah semata-mata karena Allah. Seakan-akan ia bertamu kepada Allah, dan Allah pun membalas hormatnya.

Allah berfirman, “Hamba-Ku berkunjung kepada-Ku, dan Aku menghormatinya. Aku tidak rela menghormati hamba-Ku yang berbuat demikian kecuali dengan surga.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan