Asik, Petani di Jawa Barat Bakal Punya Dana Pensiun

BANDUNG – Berlokasi di dataran tinggi dengan total terdapat 16 kecamatan, area Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor pertanian. Dengan luas wilayah mencapai 130.000 hektar, 60.000 hektar diantaranya merupakan lahan pertanian.

Untuk terus melestarikan lahan tersebut inovasi dilakukan agar pertanian di wilayah KBB bisa terus berproduksi dengan baik dengan menggaet petani-petani baru agar dapat bersama-sama mengembangkan sektor tani.

Dalam acara Grand Launching Integrated Farming Expo yang digelar di Cibodas, Lembang, Rabu (7/4) Pimpinan Divisi UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi, menyampaikan bahwa regenerasi petani sangat penting.

“Semua petani saat ini mayoritas memiliki usia diatas 45 tahun, bayangkan kalau petani-petani senior tidak ada yang melanjutkan, sektor pangan ini siapa meneruskan baik peternakan dan pertanian,” ujar Denny.

Oleh sebab itu bersama Koperasi Agronomi Pratama Indonesia bersama Bank BJB berkolaborasi untuk memberikan fasilitas kenyamanan bagi para petani dalam menjalani profesinya.

Salah satu program yang disiapkan ialah dengan menyediakan dana pensiun bagi para petani.

“Kami memiliki program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) jadi kami sisihkan para pelaku UMKM maupun petani ini diikutsertakan di DPLk, jadi sudah bisa merencanakan pensiunnya di usia, 45, 55, 60 terserah kapada masing masing,” jelasnya.

Diikutkannya petani dalam program tersebut tak lain untuk memberikan ketenangan di masa depan layaknya ASN.

“Untuk menabung, sehingga pada saatnya masa usia pensiun mereka tenang karena memiliki bekal pensiun untuk masa yang akan datang,” tambah Denny.

Dengan begitu diharapkan semakin banyak anak muda yang ingin berkarir disektor pertanian karena sudah memiliki kejelasan.

“Jadi mulai dari penanaman, produksi, pasar, maupun persiapan pensiun mereka masa depan investasi mereka kami lakukan secara integrasi, mudah-mudahan apa yang dilakukan hari sama sama bisa untuk meningkatkan perekonomian khususnya dalam pelaku umkm maupun para petani,” tutup Denny. (MG7)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan