Produk UMKM Jabar Laris Manis di Pasar Internasional

 

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong promosi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar semakin laris di pasaran.

 

Tidak hanya lokal, konsumen mancanegara pun dibidik sehingga bisa lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

 

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM (KUMKM) Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, pihaknya meningkatkan promosi produk UMKM baik secara dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline).

 

Cara ini ditempuh agar semakin banyak produk UMKM lokal yang dikenal bahkan dikonsumsi masyarakat luas.

 

Salah satu yang berhasil adalah dengan mengikutsertakan sejumlah produk UMKM unggulan ke dalam pameran internasional.

 

Dia menyontohkan, pihaknya mengirimkan produk kopi unggulan asal Kabupaten Subang untuk mengikuti pameran Gulfood 2021 di Dubai, Uni Emirat Arab.

 

Dalam pameran yang berlangsung selama sepekan itu, kopi arabika yang dilabeli Hofland Coffee ini banyak mencuri perhatian konsumen mancanegara.

 

Hasilnya, kini pelaku UMKM tersebut mendapat orderan dari sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Mesir.

 

“Setelah ikut pameran, Alhamdulillah dapat pesanan dari tiga negara masing-masing 120 ton, kalau dirupiahkan Rp3 miliar,” katanya di sela-sela pencanangan gerakan Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (3/4).

 

Gerakan Bangga Buatan Indonesia merupakan semangat kebersamaan dan sinergitas dalam memulihkan perekonomian nasional khususnya melalui penguatan UMKM lokal.

 

Selain kopi, menurutnya terdapat produk herbal yakni jahe merah yang sudah menembus pasar ekspor.

 

Produk yang dihasilkan pelaku UMKM asal Kabupaten Kuningan ini diminati konsumen dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Turki. “Nilai transaksinya Rp50 miliar,” katanya.

 

Sebelum memasuki pasar ekspor, produk-produk tersebut lahir dari program UMKM Juara yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

 

Program yang diikuti 3.000 produk UMKM per tahunnya ini bertujuan untuk mengangkat UMKM lokal agar naik kelas.

 

“Jadi yang diekspor ini dikurasinya di UMKM Juara,” katanya seraya menyebut melalui program ini pihaknya melakukan pendampingan selama enam bulan.

Tinggalkan Balasan