CEO Sinovac Klaim Vaksinnya 100 Persen Cegah Kematian

JAKARTA – Vaksin asal Tiongkok Sinovac kini makin sejajar dengan vaksin Barat. CEO pengembang vaksin Sinovac Biotech, Yin Weidong mengungkapkan bagaimana proses uji klinis pengembangan vaksin tersebut awal mulanya.

Menurutnta CoronaVac milik Sinovac dikembangkan menggunakan teknologi tradisional. Vaksin virus yang dilemahkan menunjukkan tingkat kemanjuran 83,5 persen dalam uji coba fase tiga di Turki, sementara di Brasil angka itu sedikit di atas 50 persen.

Yin mengatakan uji coba fase tiga di Brasil difokuskan pada petugas kesehatan yang berisiko tinggi terinfeksi. Mereka ditawari dua suntikan vaksin dengan selang waktu dua minggu di antaranya, yang menurutnya adalah pilihan paling berisiko untuk evaluasi vaksin karena tingkat perlindungan bisa paling rendah.

Dia mengatakan uji coba menunjukkan bahwa vaksin menawarkan perlindungan 100 persen terhadap kematian, penyakit parah, dan masuk rumah sakit. Lalu tingkat perlindungan sekitar 80 persen terhadap kasus-kasus ringan yang membutuhkan perawatan medis.

“Investasi awal dalam pengembangan dan pembuatan vaksin baru adalah alat terbaik untuk melindungi diri dari ketidakpastian wabah penyakit yang parah,” kata Yin seperti dilansir South China Morning Post.

Dia menambahkan bahwa kekuatan industri secara keseluruhan di Tiongkok memungkinkan Sinovac untuk meningkatkan produksi vaksin CoronaVac. Menurutnya penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berinteraksi erat satu sama lain sejak awal wabah.

“Dalam perlombaan melawan penyakit menular yang tidak diketahui, manusia memiliki pelajaran yang bisa diambil dari pandemi Covid-19, yaitu meningkatkan perkembangan teknologi untuk menemukan obatnya secepat mungkin,” katanya.

Sinovac yang berbasis di Beijing merupakan satu di antara tiga perusahaan farmasi Tiongkok pertama yang vaksinnya disetujui oleh regulator Tiongkok untuk menawarkan perlindungan terhadap Covid-19. Dia mengatakan perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memproduksi 2 miliar dosis pada Juni. Sinovac adalah salah satu pemasok ke Hongkong.

Yin juga mengatakan, pandemi tersebut mendorong perusahaan farmasi untuk mengembangkan vaksin dengan menggunakan teknologi mRNA yang belum pernah digunakan sebelumnya

Tidak seperti vaksin biasa yang menggunakan bentuk virus yang mati atau telah dilemahkan untuk memulai pertahanan alami tubuh, vaksin mRNA bergantung pada sel untuk menghasilkan protein untuk melawan virus. Dua vaksin mRNA, satu dikembangkan oleh tim Pfizer-BioNTech AS-Jerman, dan yang lainnya oleh perusahaan AS Moderna, digunakan secara luas di Eropa dan AS. (jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan