57 Rumah Warga di Kertasari Terdampak Banjir Bandang Berlumpur

BANDUNG – Bupati Bandung terpilih HM Dadang Supriatna meninjau lokasi banjir bandang bercampur lumpur, di Desa Cikembang dan Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jumat (2/4/21).

Bupati Bandung terpilih mendatangi rumah warga yang rusak diterjang banjir dan tanggul yang jebol di kawasan aliran Sungai Hamerang, Desa Cikembang yang meluap pada Kamis (1/4) sore kemarin.

Dadang Supriatna bahkan harus turun langsung ke bahu Sungai Hamerang yang arusnya cukup deras ini, untuk melihat langsung tanggul yang jebol dan longsoran tebing di samping sungai, akibat besarnya volume air yang bersumber dari Gunung Haruman.

Menurut Dadang, tercatat 57 rumah warga, bangunan sekolah dan masjid mengalami kerusakan. Tujuh diantaranya bahkan mengalami rusak berat dan jebol di bagian lantai serta dindingnya.

“Sehubungan dengan adanya bencana di beberapa titik di Kabupaten Bandung yang hamper setiap minggunya menimpa, maka kami berharap kepada semua organisasi perangkat daera (OPD) untuk siap siaga dan cepat tanggap dalam penangannya,” seru Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, kepada wartawan di sela peninjauan.

Kang DS menilai, peristiwa banjir bandang ini akibat banyaknya alih fungsi lahan di pegunungan menjadi lahan pertanian.

“Banjir bandang bercampur lumpur seperti ini penyebab utamanya karena ada alih fungsi lahan dari hutan atau tanaman keras menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Karena itu kami akan segera berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan serta dinas terkait, agar segala bentuk kerusakan bisa segera diperbaiki,” kata Kang DS.

Hari itu juga Kang DS meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang untuk menurunkan alat dan memperbaiki aliran Sungai Hamerang yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.

“Karena perbaikan rumah warga terdampak nantinya tidak akan efektif kalau sungai ini belum diperbaiki, terutama pada tanggul yang jebolnya. Jad, kita perbaiki dulu hulu sungai sampai hilir, kalau sudah aman baru kita perbaiki rumah,” jelas Kang DS.

Ia pun berharap adanya kolaborasi antara pemerintah dengan Perhutani maupun PTPN VIII dan masyarakat untuk bisa mengawal, mengawasi dan menjaga lingkungan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan