PTM di Cimahi Bakal Digelar Juli 2021

CIMAHI – Tanda bakal dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Cimahi disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi. Kegiatan pembelajaran langsung di sekolah itu kemungkinan dilaksanakan Juli mendatang.

Sebagai persiapan kembali belajar di sekolah ditengah pandemi Covid-19 ini, ribuan guru di Kota Cimahi sudah disuntikan vaksin Covid-19. Termasuk guru di bawah naungan Kementerian Agama.

“Sehingga saat PTM sudah steril, gurunya sehingga proses belajar mengajar diperkirakan bulan Juli,” kata, Ngatiyana, Rabu (31/3).

Selain itu, persiapan lainnya juga sudah dilakukan pihaknya. Seperti protokol kesehatan dan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Seperti kebijakan hanya 50 persen yang berada di ruang kelas dan pemeriksaan sebelum siswa masuk ke area sekolah.

Namun dimulainya sekolah tatap muka, pihaknya tetap menunggu intruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Jangan sampai, kata Ngatiyana, sekolah tatap muka nanti malah menimbulkan kluster baru penularan Covid-19.

“Sehingga kita harus antisipasi di lapangan. Harus steril betul. Nanti kita lakukan uji coba,” tandasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Haryono menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan sebanyak 4.658 guru dan tenaga pendidik untuk menjalani vaksinasi Covid-19 sebagai persiapan menghadapi PTM terbatas Juli 2021.

Dari jumlah tersebut sebanyak 3.090 orang guru dan tenaga pendidik sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis I dan II.

Sementara sisanya baru menjalani vaksinasi dosis tahap I dan mesti menunggu interval 28 hari sebelum menjalani vaksinasi dosis tahap II.

“Pelaksanaan vaksinasinya itu tiga gelombang, gelombang satu 200 orang, yang kedua 1.894, yang ketiga 996. Jumlah itu sudah vaksinasi dosis II. Sisanya 1.568 dosis keduanya nanti 21 April karena ada perubahan interval dari 14 hari jadi 28 hari,” ungkap Harjono.

Dari 4.658 guru dan tenaga pendidik yang diusulkan untuk menerima vaksinasi COVID-19 tidak semuanya bisa menjalani vaksinasi karena beberapa faktor terutama kesehatan.

“Dari yang diusulkan tidak semua bisa divaksin karena ada yang komorbid, ada yang lagi hamil, program hamil, dan penyintas karena baru sembuh. Jumlah yang tidak bisa divaksin itu sedang dikumpulkan, nanti dipisahkan dengan yang menunda vaksin karena minggu berikutnya bisa divaksin,” terang Harjono.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan