PT KCIC Kejar Target Penyelesaian pada 2022, Pengembangan Superblok TOD Sedang Dilaksanakan

BANDUNG – PT KCIC melakukan akselerasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk mengejar target penyelesaian pada 2022.

Berbagai program pembangunan dilakukan. Termasuk pengerjaan sarana dan prasarana untuk menunjang operasional KCJB.

Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya mengatakan, untuk mengejar target penyelesaian, percepatan progres di setiap titik dilakukan secara komprehensif.

Dengan begitu, sehingga akselerasi pembangunan proyek KCJB bisa terwujud.

Saat ini, High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC), KCIC, beserta pemanufaktur sarana dan prasarana terkait, didampingi oleh KAI sedang merumuskan check list untuk semua sub-sistem.

’’Yang dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, baik itu terkait EMU, railway system maupun operasional,” ucap Mirza melalui keterangan tertulisnya, Minggu (28/3).

Di sisi lain, pembangunan dan penyediaan sarana prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga menjadi prioritas dan berjalan paralel.

“Keempat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar saat ini dalam tahap konstruksi. Secara general, pembangunan telah memasuki tahap fondasi dan struktur lainnya,” jelasnya.

Terkait persiapan operasional KCJB, saat ini sedang dilakukan workshop pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk bagian operasional dan maintenance dari setiap subsistem.

Dalam proses pembangunan proyek KCJB, diakui banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi.

Namun, PT KCIC terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua kontraktor yang terlibat dalam proyek KCJB secara intens.

“Termasuk penegasan penerapan zero tolerance terhadap kecelakaan kerja dari proses konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung,” ungkap Mirza.

Untuk itu, melalui monitoring rutin mingguan, progres pembangunan dan percepatan yang dilakukan dapat terpantau dan direspon sesegera mungkin agar target pekerjaan di tahun 2022 dapat dipenuhi.

Terkait pembiayaan proyek ini, Mirza memastika PT KCIC masih melakukan kajian internal dengan pihak terkait.

Untuk diketahui, feasibility study (FS) pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung dilakukan pada 2015 atau enam tahun silam.

Seiring dengan berjalannya waktu dan proses, tentu ada inflasi yang terjadi.

Apalagi pada 2020 terjadi pandemik COVID-19 yang membuat seluruh industri terkena dampaknya.

’’Imbas serupa juga menerpa proyek KCJB yang ditangani PT KCIC,” terangnya.

Kondisi itu tentu berdampak pada proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sedang berjalan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan