Siap Impor 1 Juta Ton Beras, Begini Pesan DPR

JAKARTA – Bersiap impor beras 1 juta ton, anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan kebijakan impor beras memang dapat memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga. Akan tetapi jangan sampai mengorbankan petani. Di sisi lain harus tetap bisa menjaga pasokan sekaligus harga agar tak terjadi lonjakan harga.

“Kedua kepentingan tersebut harus diakomodasi secara adil. Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis, hingga aspek sosial,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/3).

Dijelaskannya pertanian padi di Indonesia sebenarnya sudah menghasilkan alur yang nisbi tetap. Panen raya pada Februari hingga Mei, panen gadu saat kemarau pada Juni hingga September dan paceklik pada Oktober hingga Januari.

Sementara data produksi beras memperlihatkan angka surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari hingga April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton, naik 26,84 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang mencapai 11,46 juta ton. Politisi PKS ini mengatakan pada 2018, pemerintah mengimpor beras 1,785 juta ton yang masih tersisa 106.642 ton yang oleh Bulog dinyatakan sudah turun mutunya.

“Impor bukan solusi mengatasi persoalan kesenjangan stok beras antar daerah. Saat panen, seharusnya distribusi diperkuat sehingga stok bisa disalurkan ke daerah yang defisit,” tutur-nya.

Ditegaskannya, dalam kebijakan impor beras diperlukan audit produksi, konsumsi, hingga kebutuhan yang dilakukan secara transparan setiap tahun diiringi dengan evaluasi kebijakan. Berdasarkan data audit, strategi perdagangan bisa disusun untuk menghasilkan surplus di kemudian hari. (fin)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan