JAKARTA – Inflasi Maret 2021 diperkirakan 0,09 persen secara bulanan (month to month/mtm). Proyeksi itu didasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pekan ke-2 bulan ini.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2021 secara tahun kalender sebesar 0,45 persen (ytd).
“Sementara secara tahunan sebesar 1,37 persen (yoy),” ujarnya dalam keterangannya, kemarin (14/3).
Adapun, lanjut dia, penyumbang utama inflasi di antaranya cabai merah sebesar 0,04 persen (mt), bawang merah sebear 0,02 persen (mtm), ikan mas, tomat dan telur ayam ras masing-masing sebear 0,01 persen (mtm).
Sedangkan, komoditas yang menyumbang deflasi komoditas cabai merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm).
Bank Sentral sendiri akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu juga mendukung langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan optimistis perekonomian Indonesia di tahun 2021 lebih baik. Sebab vaksinasi, pemulihan ekonomi global, serta stimulus dan penguatan kebijakan.
Bendahara negara ini menyebut ada beberapa hal yang menjadi sentimen positif untuk ekonomi dalam negeri pada tahun ini. Pertama, ekonomi global diperkirakan tumbuh di kisaran 5 persen yoy pada 2021 yang akan mendorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas global.
Kedua, ketidakpastian pasar keuangan diperkirakan menurun seiring dengan ekspektasi perbaikan kinerja ekonomi global, arah kebijakan fiskal pemerintah Amerika Serikat (AS) yang baru, likuiditas global yang relatif besar dan suku bunga yang tetap rendah.
Ketiga, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan indeks keyakinan konsumen yang menguat. Dari sisi sektoral, perbaikan terjadi pada sektor yang mendukung kebutuhan primer, kenormalan baru, penanganan Covid-19 dan yang mendukung ekspor.
Keempat, prospek pemulihan pertumbuhan ekonomi juga dibarengi stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga.
Kelima, stabilitas eksternal pada 2021 tetap terjaga didukung Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2021 yang diperkirakan surplus.