Fenomena hasil survei terhadap elektabilitas Ridwan Kamil cukup menarik mengingat pada hasil survei bulan Mei dan November 2020 lalu, Ridwan Kamil hanya meraih elektabilitas berkisar di angka 7-8 persen.
Peneliti IndEX Research Hendri Kurniawan mengatakan, ada kenaikan elektabilitas Ridwan Kamil dari survei pada November lalu. Menurutnya, kenaikan elektabilitas tersebut satunya dipengaruhi beberapa kebijakan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar.
”Pak Ridwan Kamil ini relatif stabil, tapi memang dia ada kenaikan dibandingkan dari survei kami pada November 2020 lalu. Kenaikannya lumayan signifikan. Ini dipengaruhi kebijakan di daerahnya, itu asumsi kami karena itu tidak masuk dalam instrumen pertanyaan kami,” kata Hendri saat dikonfirmasi, Senin (15/3).
Selain itu, kenaikan elektabilitas Ridwan Kamil turut dipicu aktivitas politiknya yang relatif tak berdinamika. ”Kalau Kang Emil gak ada satu hal yang bersifat menyerang dan mendelegitimasi dia,” ujarnya.
Dijelaskannya, tingkat elektabilitas dan popularitas kandidat di Pilpres 2024 dari kalangan kepala daerah punya fenomena yang hampir serupa. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya dengan prestasi dan kinerja.
Meski elektabilitasnya terus naik Ridwan Kamil enggan berkomentar panjang mengenai peluang politiknya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mendatang. Dia mengaku, saat ini yang dia lakukan hanya fokus bekerja.
”Saya tidak mengondisikan macem-macem. Kerja fokus membereskan semuanya. Buzzer ge teu aya (gak ada). Kalau ada kenaikan eletabilitas saya syukuri,” ujar Ridwan Kamil kepada wartawan di Mapolda Jabar, Senin (15/3). (zul/bbs/rie)