CIMAHI – Pegiat Literasi Cimahi membuka kembali lapak perpustakaan kembali di Alun-Alun Kota Cimahi. Lapak Perpustakaan ini menerapkan adaptasi kebiasaan baru yakni berjaga jarak serta tetap menjaga protokol kesehatan di Alun-Alun Kota Cimahi.
Komunitas ini masih terbilang baru, namun aktif melakukan kegiatan literasi bersama anggotanya.
“Sebenarnya penggemar literasi Cimahi enggak lama dari tahun 2018. Mulai dari, memang terlalu jauh penggemar literasi Bandung, jadi mainnya mending di sini, didirikan di sini. Lagian, di Cimahi juga ada temen-temen yang emang suka literasi,”ujar Ketua Pegiat Literasi Cimahi, Andi Nusantara.
Erlangga, anggota Pegiat Literasi Cimahi menambahkan, tujuan adanya Pegiat Literasi Cimahi adalah untuk menghubungkan teman-teman sehobi yang suka membaca.
“Tujuannya untuk menjembatani. Buat menghubungkan antara temen-temen disini untuk membaca, sharing bareng-bareng kita, dan menjalin relasi yang baik,”tuturnya.
Sempat Vakum karena Pandemi, Lapak Perpustakaan Kini Buka Lagi
Sebelumnya, Pegiat Literasi Cimahi sempat tidak buka lapak perpustakaan karena pandemi Covid-19 menghambat mereka untuk membuka lapak perpustakaan. Mereka perlu mempersiapkan dengan adaptasi saat ini dengan mematuhi aturan protokol kesehatan yang menjadi ketetapan pemerintah.
Andi menyebutkan, Pegiat Literasi Cimahi biasanya berkegiatan di taman kota, acara-acara sastra, atau acara kampus. Sebelumnya mereka sempat vakum karena mengikuti kebijakan dari pemerintah untuk tidak membuat keramaian selama satu tahun dua bulan.
“Paling di taman-taman Kota Cimahi. Selain itu di acara-acara seni seperti malam puisi. Pernah ngelapak di acara kampus seperti STKIP, UNJANI,” ujar Andi.
Saat ini, Pegiat Literasi Cimahi kembali membuka lapak perpustakaan seperti biasa dengan mematuhi protokol kesehatan. Lapak Perpustakaan ini menjadi ruang silaturahmi antara sesama anggota maupun warga sekitar.
Saat ini, jumlah anggota yang aktif sebanyak 20 orang. Salah satu hal yang menyulitkan komunitas ini adalah tidak semua anggota bisa aktif berkontribusi karena terkendala jarak, waktu dan prioritas.
“Jadi, alasan kita dalam menyelenggarakan lapak buku paling dari waktu. Yang saat ini kalau misalnya ditambah masalah pandemi mungkin prioritasnya ekonomi juga karena ada beberapa anggota yang bekerja, kuliah, dan lain-lain. Saya harap ke depannya bisa menjadi wadah buat ekonomi bersama apalagi di masa pandemi seperti ini,” tutup Erlangga. (Mg.5)