KOPENHAGEN – Menyusul laporan terkait adanya kasus penggumpalan darah dan satu kematian di Denmark, Denmark telah menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca selama dua pekan, sebagaimana kata otoritas Denmark, Kamis, (11/3).
Untuk jumlah laporan dari kasus penggumpalan darah, Denmark tidak menyebutkan angkanya. Namun Austria telah berhenti menggunakan satu batch suntikan AstraZeneca di tengah investigasi kematian dari gangguan koagulasi dan penyakit dari emboli paru.
“Kami dan Badan Obat-Obatan Denmark harus merespon terhadap laporan-laporan terkait kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark maupun dari negara-negara Eropa lainnya,” kata direktur Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam sebuah pernyataan.
Badan Obat Denmark mengatakan telah meluncurkan penyelidikan vaksin bersama dengan badan terkait di negara-negara Uni Eropa lainnya serta EMA.
“Penting untuk ditekankan bahwa kami belum memilih untuk tidak menggunakan vaksin AstraZeneca, tetapi kami menunda,” kata Soren Brostrom.
Sejauh ini, 136.090 orang Denmark telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca di negara berpenduduk 5,8 juta itu. Negara Nordik tersebut juga menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan telah menunda tanggal akhir ketika mereka mengharapkan semua warga Denmark telah mendapat vaksinasi penuh dalam empat minggu hingga 15 Agustus sebagai akibat dari penangguhan vaksin.
Pihak berwenang masih menginvestigasi kasus ini agar bisa menemukan penyebab pasti dari kasus yang membahayakan tersebut.
“Saat ini belum mungkin untuk menyimpulkan apakah ada keterkaitan. Kami mengambil tindakan dini, hal ini perlu investigasi secara menyeluruh,” kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke di Twitter.
Penggunaan vaksin tersebut akan ditangguhkan selama 14 hari. Badan kesehatan tidak memberikan rincian terkait korban penggumpalan darah asal Denmark.
Klarifikasi AstraZeneca
Pada Kamis, (11/3), dalam sebuah pernyataan tertulis, AstraZeneca mengatakan kepada Reuters bahwa keamanan vaksinnya telah dipelajari secara ekstensif dalam uji coba pada manusia dan data yang ditinjau oleh rekan sejawat telah mengkonfirmasi bahwa vaksin tersebut secara umum dapat diterima dengan baik.
Produsen obat itu mengatakan awal pekan ini suntikannya telah menghadapi kontrol kualitas yang ketat dan bahwa “tidak ada efek samping serius yang terkonfirmasi terkait dengan vaksin”. Ia juga mengatakan telah melakukan kontak dengan otoritas Austria dan akan mendukung penuh penyelidikan mereka.