Komika Pandji: Presiden Punya Anak Kepala Daerah, Menterinya Banyak yang Korupsi

JAKARTA – Komika Pandji Pragiwaksono geleng-geleng kepala menyaksikan politik Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dianggapnya cukup aneh. Menurut Pandji, Indonesia tidak pernah segagal ini dalam berpolitik.

“Politik itu sering kali gagal untuk memastikan harapan rakyat itu tercapai. Tapi yang terjadi di politik Indonesia belakangan ini, kita ngga pernah segagal ini dalam mengawal kebutuhan dan keselamatan rakyat Indonesia,” ujar Pandji dikutip Chanel YouTube-nya, Rabu (10/3).

Pandji menyoroti terkait beberapa fenomen politik yang terjadi belakangan ini. Mulai dari dua kubu yang bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres), kini bersau di dalam Kabinet. Menurut Pandji, di negara mana pun di dunia ini, tak pernah terjadi politik seperti itu.

“Aneh banget yang terjadi di politik Indonesia. Aneh banget. Dua kubuh Capres Cawapres dalam satu kabinet. Aneh itu, aneh ga ada di dunia yang kaya gitu,” ujarnya.

Pandji juga mengungkap keanehan lain. Seperti putra dan Menantu Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution yang kini jadi Wali Kota di daerah.

“Dan Untuk pertamakali dalam sejarah RI, Presiden yang menjabat, punya anak jadi kepala daerah. Mas Bobby dan mas Gibran. Untuk pertama kalinya di indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Pandji juga menyoroti pernyataan Jokowi yang mengizinkan para menteri rangkap jabatan menjadi ketua Partai Politik. Menurut Pandji, hal itu akan bertolak belakang di mata masyarakat.

“Karena kan ketika seseorang memegang jabatan publik yang sangat strategi seperti menteri, tapi dia juga pimpinan partai, kita kan jadi bertanya, ini dia lagi dalam kapasias pimpinan partai atau kapasitas jadi menteri,” ujarnya.

Selain itu, Pandji juga menyoroti Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang dan mengangkat Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat versi KLB tersebut.

Secara pribadi, Pandji mengaku tidak tertarik dengan urusan kekisruan Partai. Namun kali ini bikin menarik adalah keterlibatan Meoldoko yang merupakan orang Istana.

“Gus terserah ya, Partai mau gimana, maksud gue, ini orang kabinet gitu. Orang pemerintahan, kemudian menjadi pimpinan partai oposisi. Oposisi kan tadinya sisa dua, Demokrat dan PKS. Lalu karena kekisruhan itu, akhirnya diakuisisi itu partai oposisi, diakuisisi dengan naruh orang dari pemerintahan sebagai pimpinan Partainya,” ucap Pandji.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan