NGAMPRAH – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum memastikan pelaksanaan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 yang setahun belakangan menghantam.
Seperti diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewacanakan bakal menggelar sekolah tatap muka pada pertengahan Juli mendatang.
Rangkaian persiapan sekolah tatap muka dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi guru.
Salah satu faktor yang mendorong Kemendikbud menggelar sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 yakni selama pandemi pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdampak pada penurunan nilai akademis siswa di seluruh Indonesia.
“Untuk sekolah tatap muka di KBB belum bisa dipastikan, kita lihat dulu perkembangan kasus Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih, saat dihubungi, Senin (8/3).
Saat ini pihaknya masih melakukan survei kesiapan sekolah di KBB untuk menggelar sekolah tatap muka. Beberapa poin penting dalam pendataan tersebut diantaranya kesiapan guru serta sarana dan prasarana.
“Kita terus melakukan pendataan, ada beberapa format yang harus diisi dan disesuaikan untuk melihat kesiapan sekolah menggelar tatap muka. Terutama kesiapan guru dan sarprasnya,” tuturnya.
Tak cuma dari sekolah, pihaknya juga perlu melakukan survei pada orang tua siswa. Sebab izin dari orang tua siswa jadi salah satu syarat mutlak sekolah tatap muka bisa digelar atau tidak.
“Sosialisasi ke orang tua juga terus kita lakukan. Karena kan setiap siswa harus diizinkan oleh orang tua. Intinya izin dari orang tua itu syarat utama sekolah tatap muka bisa digelar atau tidak,” bebernya.
Upaya lainnya yakni segera mengajukan jumlah guru di KBB yang bakal menjalani vaksinasi Covid-19. Tercatat ada sebanyak lebih dari 7 ribu guru itu belum ditambah guru honorer yang tercatat di Dapodik sebanyak 11 ribu.
Pihaknya akan coba mengusulkan semua guru untuk mendapatkan vaksinasi meski nanti yang terealisasi belum tahu berapa jumlahnya.
“Untuk keamanan pada saat KBM tata muka nanti, ya sebaiknya semua guru dan tenaga pendidik di sekolah divaksin Covid-19. Tapi kita juga harus melihat kuota dan dosis vaksin yang tersedia,” ucapnya. (mg6)