Pemkot Cimahi Terus Kembangkan Budidaya Ikan Hias

CIMAHI – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) di Kota Cimahi sedang giat mengembangkan budidaya ikan hias. Terlebih lagi, masyarakat dari berbagai kalangan menaruh banyak minat pada jenis ikan hias.

Kepala UPTD BBIAT Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, Heri Herdiana mengatakan, ada berbagai jenis ikan hias dan ikan konsumsi yang mereka kembangkan. Seperti frontosa, koridoras hingga nila.

“Iya kita sedang coba kembangkan budidaya ikan hias, seperti frontosa, dan koridoras. Sedangkan untuk ikan konsumsi, kita sedang membudidayakan ikan nila dan ikan lele,” kata Heri, Minggu (7/3).

Diakui Heri, jenis ikan hias frontosa dan koridoras merupakan dua jenis ikan hias yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat, terutama penghobi ikan hias. “Selama ini peminatnya banyak dari kalangan anak-anak, pedagang, masyarakat komunitas, hobies, toko ikan, dan lain-lain,” Bebernya.

Heri menuturkan bahwa saat ini kegiatan pemasaran ikan hias dan ikan konsumsi masih dilakukan dengan pola pasif, yaitu dengan menunggu pembeli datang langsung ke BBIAT.

“Kalau di sini masyarakat yang pada datang langsung. Jadi kita tidak memasarkan ke luar, masyarakat yang tahu bahwa di sini ada benih ikan. Ini tidak gratis, kita jual karena kita ada PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari penjualan benih,” tutur Heri.

Sementara itu Heri mengakui kalau peminat ikan hias bukan hanya warga lokal, melainkan banyak juga warga dari luar negeri yang menyukai ikan hias yang tengah dibudiyakan oleh UPTD BBIAT, terutama ikan koridoras.

“Untuk ikan koridoras, kita suka ada permintaan dari eksportir. Kita tidak langsung ekspor, tapi melalui eksportir. Karena untuk jadi eksportir itu persyaratannya ketat banget, jadi melalui eksportir dari Kota Bandung, dan dari Cimahi juga ada. Biasanya para eksportir ini menjualnya ke Jepang atau Korea,” ungkap Heri.

Heri melanjutkan jika Target PAD dari penjualan benih ikan di tahun ini sebesar Rp 50 juta. Angka tersebut lebih banyak dibanding target PAD sebelumnya yang hanya mencapai Rp 32 juta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan