PADALARANG – Hampir satu bulan belakangan harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB, Riki Riyadi, mengatakan jika selama sepekan terakhir harga cabai rawit merah terus melonjak hingga menyentuh angka Rp 115 ribu per kilogram.
“Berdasarkan hasil survei nasional, harga rata-rata cabai rawit merah itu menginjak Rp 115 ribu per kilogram, termasuk di wilayah KBB,” ujar Riki saat dihubungi, Minggu (7/3).
Riki mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan melonjaknya harga cabai rawit merah. Seperti faktor cuaca yang ekstrim serta pola tanam petani yang tidak konsisten.
“Kalau cuaca memang sudah musim hujan, akhirnya berpengaruh ke tanaman. Lalu masa tanam para petani juga tidak konsisten, kadang waktu harga murah dan cuaca normal para petani tidak menanamnya dalam jumlah banyak,” katanya.
Riki menegaskan saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar kenaikan harga ini tidak berkepanjangan terlebih juga mendekati bulan ramadan.
“Saat ini kita terus berkoordinasi dengan Disindag provinsi agar dapat memfasilitasi pemerataan hasil produksi cabai rawit di Jawa Barat termasuk ke KBB agar harganya bisa ditekan,” jelasnya.
Salah seorang pedagang gorengan, Payus (35) menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah memaksa dirinya mengurangi penggunaan cabai rawit saat berdagang padahal pembeli selalu menanyakannya.
“Saya biasanya memberikan cabai rawit pada pembeli sebagai pelengkap gorengan tapi sudah sebulan terakhir tidak. Ya karena memang harganya sangat mahal,” kata Payus.
Ia mengaku, penggunaan cabai rawit merah saat berjualan gorengan biasanya mencapai satu sampai dua kilogram per hari. Namun saat ini dirasa cukup berat lantaran harga yang melambung tinggi.
“Saya ya tidak bisa apa-apa cuman berharap kepada pemerintah untuk kembali menstabilkan harga cabai rawit di pasaran,” pungkasnya. (mg6)