BANDUNG – Perkuliahan secara online atau daring telah dijalani oleh hampir seluruh mahasiswa di Indonesia selama satu tahun kebelakang ini.
Tak terkecuali para mahasiswa baru yang masih sangat awam dan baru dalam memasuki dunia perkuliahan. Namun pasalnya, beberapa mahasiswa mengakui selama melakukan perkuliahan secara daring terdapat sisi positif dan negatif yang dirasa.
Nabil Muhammad Sidqi (19) misalnya, Nabil seorang mahasiswa semester 2 Jurusan Matematika di Universitas Airlangga mengaku beberapa kendala dan keluhan selama menjalani perkuliahan melalui daring, melalui sambungan telepon nambil menceritakan beberapa suka dan dukanya dalam menjalani perkuliahan setelah hampir kurang lebih 2 semester yang ia lewati.
“Dari awal kuliah sih ya paling kendalanya mungkin dari segi fisik ya, keseringan liat laptop jadi aku merasa semakin lama pengelihatan aku jadi makin berkurang kualitasnya, karena faktor terlalu banyak melihat laptop” ungkapnya saat dihubungi Minggu (07/03/21)
Selain dari sisi fisik, perkuliahan daring ini menurutnya juga sangat mempengaruhi sisi psikologis dan ekonomi, terutama pada awal-awal dimulainya perkuliahan dimana mahasiswa masih belum mengerti dan awal dalam dunia perkuliahan, selanjutnya dari sisi ekonomi pun Nabil bercerita ia memiliki Kendala dalam alat informasi dan kuota jaringan untuk menjalankan perkuliahan daring.
“Dulu pas semester satu kan belum ada wifi di rumah, bantuan kuota juga kan masih susah karna aku masih mahasiswa baru, jadinya suka tetring dari hp ke laptop, dan itu ya lumayan kuota yang terserap lumayan besar tapi alhamdulillah di pertengahan semester 1 kuota dari kemendikbud itu udah mulai cair dan alhamdulillah itu sangat membantu, tapi kadang ada kendala lagi dijaringannya” ujarnya.
Selain itu juga Nabil menjelaskan bahwa awalnya ia mengalami kesulitan dalam proses sosialisasi dengan teman-temannya, dikarenakan perkuliahan dilakukan secara daring dan ia pun belum pernah bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya yang rata-rata berdomisili di Surabaya sedangkan ia sendiri berdomisili dan tinggal di Kota Bandung.
Meski begitu Nabil juga mengatakan meski memiliki dampak negative, perkuliahan daring ini pun memiliki beberapa sisi positif dan memberikan beberapa keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa terutama bagi para mahasiswa rantau.