SOREANG – Ketua Paguyuban Seniman Budayawan (Paseban) Kabupaten Bandung, Heri Awi mengatakan bahwa ada banyak cara untuk memperkenalkan kesenian dan budaya asli Kabupaten Bandung. Salah satunya adalah dengan mengkolaborasikan antara pariwisata dengan kesenian.
Menurutnya, kolaborasi tersebut sangat bisa, tetapi tergantung pihak pemerintah siap tidaknya. Misalnya ada pelaku seni yang menggelar kesenian di satu tempat wisata, maka ada biaya ongkos yang dikeluarkan, latihan bolak-balik, mereka kan berhitung, sebutnya, mereka orang-orang yang butuh.
“Harusnya pemerintah merekrut, mengajak berbicara dan sebagainya. Tetapi hingga saat ini tidak pernah diajak diskusi,” ungkap Heri saat dihubungi via telepon, Kamis (4/3).
Dikatakan Heri, pemerintah harus bisa lebih peka dalam perhatian kepada kegiatan kesenian, apalagi kalau kegiatannya rutin dilakukan. Misalnya, kalau di Paseban itu ada kegiatan Pencak Silat. Dirinya juga berharap saat pemerintah menggelar kegiatan, maka pelaku seni Kabupaten Bandung yang dilibatkan.
“Kami berharap, agar tempatkan di birokrasi itu orang yang mengerti terhadap budaya, banyak ngobrol dengan pelaku seni, kemudian libatkan dalam kegiatan,” kata Heri.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar para pelaku seni bisa menggelar kesenian dan memperoleh pendapatan adalah dengan melibatkan restoran, hotel dan objek wisata agar bisa menyediakan fasilitas pagelaran seni. Kata Heri, tidak perlu setiap hari, cukup seminggu sekali saja.
“Seminggu sekali, giliran di rumah makan, hotel, objek wisata difasilitasi jadi tidak bosan. Buat peraturan bupati (Perbup)-nya, seniman Ciwidey bisa menggelar kesenian di Pangalengan dan sebaliknya, jadi bergilir. Tapi sejauh ini tidak pernah ada,” tandasnya. (yul)