Adanya Refocusing Akibat Pandemi Covid-19, KRPL Terbengkalai

SOREANG – Sejak tahun 2014, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung memiliki program unggulan, yakni Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Tetapi, saat ini program tersebut seakan tidak lagi berjalan, pasalnya beberapa instalasi pipa yang terdapat di perkantoran dinas di Komplek Pemkab Bandung terlihat kosong dan tidak terurus.

Kepala Seksi Penganekaragaman Pangan Dispakan Kabupaten Bandung, Iwan mengatakan bahwa saat ini Program KRPL telah berubah nama menjadi Pekarangan Pangan Lestari (PPL).

Program tersebut terus berjalan sampai saat ini, hanya saja memang ada skala prioritasnya.

“Jadi PPL itu masih ada, hanya saja anggarannya terkena refocusing akibat pandemi Covid-19. Jadi tidak semua instalasi yang ada di kawasan komplek Pemkab bisa ditanami,” kata Iwan saat dikonfirmasi di kantornya, Soreang (1/3).

Iwan menyebutkan dari 35 instalasi yang ada di kawasan komplek Pemkab Bandung, hanya 10 yang masih rutin ditanami tanaman hidroponik, sebab bibit yang tadinya turun sebanyak 32.000 bibit per bulan, saat ini hanya turun sebanyak 15.000 bibit.

Karena itulah pihak Dispakan menerapkan skala prioritas di mana saja yang akan ditanami hidroponik tersebut. Salah satu tempat yang masih menjalankan program PPL tersebut adalah Rumah Dinas Bupati, Rumah Dinas Wakil Bupati, Rumah Dinas Sekda, Gedung Dewi Sartika, dan beberapa kantor Dinas saja.

“Jadi kalau dihitung dari semua instalasi yang ada itu lebih dari 17 ribu lubang yang harus ditanami, sementara bibitnya hanya ada 15 ribu, ya secara otomatis kita gilir saja,” jelasnya.

Iwan menuturkan dalam setahun, masa tanam itu adalah selama 10 bulan (tiap bulan panen), sehingga idealnya bibit yang diperlukan itu adalah 32.000 X 10 bulan. Totalnya sekitar 320.000 bibit per tahun yang diperlukan dengan anggaran Rp.650 per bibitnya, sehingga total anggaran yang seharusnya dikeluarkan lebih dari 200 juta per tahunnya untuk bibit.

Tujuan awal dari program KRPL/PPL sendiri menurut Iwan adalah sebagai edukasi terhadap masyarakat bahwa tanaman hidroponik itu lebih sehat daripada tanaman yang ditanam di tanah.

Karena itu, hasil panen tanaman hidroponik dari setiap instalasi tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para pegawai dinas untuk dikonsumsi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan