BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, di era digital Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar berfokus memperhatikan ekonomi inklusif atau pemberdayaan 5.312 di Jabar melalui program Desa Digital.
“Jadi jangan kaget kalau di Jabar kasih makan lele pakai handphone, cari ikan di laut dengan teknologi Fish Finder. Semua inovasi itu kita lakukan sebagai bagian kemajuan zaman,” ucap Emil di Kota Bandung, Sabtu (28/2).
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa juga memiliki program One Village One Company (OVOC) alias satu perusahaan di masing-masing desa yang dikelola oleh anak-anak muda andal.
“Kita memberdayakan tanah-tanah desa dengan program satu desa satu perusahaan, kita punya mimpi 5.312 desa punya 5.312 perusahaan,” ujarnya.
Sementara untuk pemberdayaan desa melalui ekonomi keumatan, pihaknya juga telah meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP). OPOP mendorong pesantren di Jabar untuk memiliki produk unggulan sehingga mandiri secara ekonomi.
“Bidang usaha pun beragam, mulai dari peternakan, pertanian, kerajinan tangan, hingga konveksi. Dalam dua tahun terakhir, tercatat hampir 2.000 pesantren sudah memiliki usaha,” katanya.
Hingga tahun 2020, ucap dia, terdapat 1.574 produk asal OPOP dengan sebaran pesantren di 825 kecamatan se-Jabar. Ditargetkan, jumlah peserta OPOP bertambah 1.000 pesantren baru di 2021.
“Contohnya pesantren di Bogor punya pabrik roti, semata-mata ingin meningkatkan ekonomi umat. Dan saya menyadari ternyata akselerator (pemberdayaan) adalah pemerintah,” ujarnya.
Dalam upaya meningkatkan ekonomi inklusif, ia mengajak para milenial atau pemuda-pemudi Jabar untuk menjadi Patriot Desa. Mereka ditugaskan untuk tinggal di desa dan memberdayakan ekonomi masyarakat desa dengan pemanfaatan teknologi digital.
“Mereka juga bertugas memetakan potensi dari aspek sosial maupun ekonomi di desa. Di masa pandemi, Patriot Desa juga bantu mengedukasi dan menyosialisasikan terkait Covid-19,” ajaknya.
“Untuk orang-orang pintar di kota, mari kembali ke desa membangun ekonomi desa. Semboyannya adalah tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia,” tambahnya.
Ada juga program Maskara (Mobil Aspirasi Kampung Juara), mobil multifungsi yang bisa dimanfaatkan warga di desa untuk berbagai keperluan mulai hiburan hingga angkutan. Hingga 2020, sudah ada 116 Desa Mandiri yang menerima Maskara.