Terkenal Keras Ketika Berdakwah, Sisi Kebaikan Ustaz Maaher yang Tidak Pernah Terekspos Media

JAKARTA – Pembawaan almarhum Ustaz Maaher At Thuwailibi atau Soni Eranata yang saat berdakwah berapi-api dan terkesan tidak mau dikritik, ternyata sangat berbeda dengan kesehariannya. Menurut Jamal, kakak ipar almarhum, sejatinya Ustaz Maaher adalah figur yang penuh welas asih dan hatinya lembut.

Ustaz Maaher sangat perhatian kepada kaum papa. Walaupun hidupnya susah, tetapi Ustaz Maaher berani memberikan apa yang dimilikinya untuk membantu orang miskin. Diceritakan Jamal, suatu ketika dirinya bersama Ustaz Maaher ke tukang cukur, saat itu tampak seorang perempuan tua yang berjualan kue.

Tingkah polah perempuan tua itu diperhatikan Ustaz Maaher. Rupanya almarhum tidak tega melihat perempuan tua itu yang menjajakan dagangannya ke setiap orang. Ustaz Maaher pun langsung mendekati perempuan yang sudah berjalan agak jauh.

“Saya kaget Ustaz Maaher berjalan terburu-buru ke ibu tua. Rupanya almarhum memberikan seluruh uang yang di dompetnya karena kasihan,” tutur Jamal di kanal YouTube religiOne.

Jamal tahu itu karena usai mencukur rambut, Ustaz Maaher tidak punya uang lagi. Ustaz Maaher tidak menyisakan uang sepeser pun, bahkan untuk membayar tukang cukur.  “Karena uangnya habis akhirnya saya yang bayarin Ustaz Maaher,” ucap Jamal.

Kebaikan hati Ustaz Maaher lainnya adalah selalu mendengar masukan dan kritikan. Cara berdakwah almarhum yang cukup frontal sering membuat keluarga dan orang-orang terdekatnya waswas. Ustaz Maaher pernah dikritik oleh asistennya agar mengubah cara dakwahnya.

“Dikritik asistennya, Ustaz Maaher tetap menerima. Jadi salah kalau orang bilang Ustaz Maaher itu keras, susah dikritik. Beliau mau kok mengubah dirinya jauh lebih baik,” ucapnya.

Jamal menjelaskan, Ustaz Maaher yang berdarah Medan terbiasa berbicara keras walaupun hatinya lembut. Itu tampak dari sifatnya yang mudah menangis dan terenyuh melihat orang kesusahan. Meski tinggal di kontrakan, tidak punya kendaraan, Ustaz Maaher tetap rutin membantu orang-orang yang tengah kesulitan.

“Pembenci Ustaz Maaher tidak sebanyak jemaah yang mencintainya. Ini dilihat dari perhatian jemaah di seluruh Indonesia yang memberikan donasi yang digalang Ustaz Yusuf Mansur untuk istri dan anak almarhum hingga miliaran rupiah jumlahnya dalam tempo beberapa hari,” beber Jamal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan