JAKARTA – Menurut laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company Indonesia diprediksi akan tetap menjadi pasar ekonomi internet terbesar wilayah Asia Tenggara. Pasalnya nilai pasar ekonomi Indonesia bakal mencapai USD124 miliar atau sekitar Rp1.762 triliun pada 2025 mendatang.
“Indonesia tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara dan menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi. Karenanya Indonesia harus siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini,” ujar Partner and Leader Southeast Asia Private Equity Practice Bain & Company Alessandro Cannarsi dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11).
Sebenarnya Cannarsi mengakui, untuk memastikan hasil prediksi tersebut masih terlalu dini. Meski begitu, pihaknya memperkirakan pertumbuhan dan percepatan pasar ekonomi internet Indonesia akan terus melesat dalam beberapa tahun ke depan seperti dalam laporannya yakni e-commerce, media online, transportasi online, perjalanan, dan layanan keuangan digital. Selain itu, laporan juga mencakup dua sektor baru yaitu bidang teknologi pendidikan dan kesehatan.
Laporan tersebut memperkirakan adanya pertumbuhan sebesar 21 persen untuk sektor e-commerce serta 28 persen dalam sektor transportasi online dan pengantaran makanan dalam durasi lima tahun ke depan.
Sementara itu, laporan tahunan berjudul “At full velocity: Resilient and Racing Ahead” tersebut juga memperkirakan ekonomi internet Tanah Air secara keseluruhan bernilai USD44 miliar atau sekitar Rp625 triliun pada 2020.
“Untuk Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf.
Nilai e-commerce Indonesia meningkat hingga 54 persen menjadi USD32 miliar pada 2020 dari sebelumnya senilai USD21 miliar pada 2019 lalu. Pertumbuhan tersebut juga tercermin dari peningkatan lima kali lipat jumlah supplier lokal yang memutuskan berjualan online karena pandemi Covid-19.
Media online juga menunjukkan pertumbuhan positif sejauh ini pada 2020 dengan nilai USD 4,4 miliar atau naik 24 persen dari USD3,5 miliar pada 2019. Sektor ini diperkirakan akan terus bertumbuh sebesar 18 persen menjadi USD10 miliar pada 2025. Namun, dengan adanya pandemi, sektor tertentu seperti perjalanan dan transportasi terhambat, seperti yang ditunjukkan laporan ini.