BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memulai vaksinasi tahap kedua pada Jumat, 26 Februari 2021. Pada tahap vaksinasi Covid-19 tersebut, ASN, TNI, Polri, guru, pedagang, dan lansia akan menjadi sasaran berikutnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani. Pihaknya juga sudah menghimpun data lansia dan pelayan publik yang akan menjadi penerima vaksin
“Jumlahnya sekitar 130 ribu dengan rincian lansia 120 ribu dan sembilan ribu untuk pelayanan publik,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (25/2).
Rosye menambahkan, Dinkes telah menerima dosis vaksin untuk para lansia dan pelayan publik dalam kurun waktu dua hari yang lalu. Adapun langkah berikutnya, kata Rosye, yakni mendistribusikan vaksin ke rumah sakit dan puskesmas.
“Lansia mulai besok di beberapa rumah sakit. Tidak seluruh rumah sakit, rumah sakit ibu dan anak, umum dan 30 puskesmas. Satu kecamatan, satu puskesmas. Semoga besok rumah sakit sudah siap,” tambahnya.
Menurutnya, vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua terhadap lansia diberi jarak 28 hari dengan pertimbangan kondisi kesehatan yang rentan. Apabila hasil screening kurang baik, vaksinasi akan ditunda.
“Vaksinasi ini diupayakan tidak dilaksanakan di rumah dan direkomendasikan di tempat mumpuni. Kalau terdapat lima kriteria seperti diabetes, hipertensi maka ditunda dulu,” ungkapnya.
Rosye menambahkan, total lansia yang terdata di Kota Bandung mencapai 280 ribu hingga 300 ribu orang. “Mereka, selanjutnya akan divaksinasi vaksin Covid-19 yang dilakukan secara bertahap,”pungkasnya.
Adapun vaksinasi bagi SDM kesehatan, sudah menyelesaikan untuk 25 ribu orang. “Dengan kekurangannya kita akan melakukan vaksinasi pada nakes yang belum di tahap ke dua. Total Untuk nakes 27.892 orang, kita menerima dosis hanya 25.000 dosis, dan sisanya dari berbagai kegiatan dari pemerintah pusat seperti dari vaksinasi massal,” bebernya.
Rosye juga turut mengungkapkan perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bandung yang saat ini memiliki jumlah kasus aktif sebanyak 1.049, dan meninggal 241 kasus.
“Kalau dibandingkan dengan angka provinsi maupun nasional, kita lebih rendah kasus aktif dan kesembuhan lebih tinggi,” ungkapnya.
Adapun klaster yang masih mendominasi penyebaran Covid-19 saat ini, kata dia, terbanyak masih di lingkungan keluarga yang bergeser ke pelaku perjalanan dan perkantoran.