Cegah Penyebaran Covid-19, Cibiru Wetan Ciptakan Peta Updating Data

BANDUNG  – Kepala Desa Cibiru Wetan, Hadian Supriatna bersama jajarannya terus lakukan pendataan terkait penularan Covid-19, hal ini dilakukan dengan menciptakan peta updating data yang dapat dilihat dan diakses oleh publik.

Data ini pun akan dihimpun lalu dipasang di beberapa titik sekitar Desa Cibiru Wetan.

“Di Cibiru Wetan kita ada 19 RW kita patok dengan jarum merah, yang artinya isolasi di rumah sakit dan jarung kuning isolasi di rumah dengan basis data KK (kartu keluarga, red) sehingga memudahkan dalam membaca peta updating Covid-19,” tutur Setia Budi Korlap Relawan Desa Cibiru Wetan.

“Misalkan di RW 4 ini ada tiga jarum berarti ada tiga KK yang sekarang mungkin terpapar dan kita launching menjadi hak publik.” tambahnya.

Sehingga lebih efektif dan cepat dalam pendataan terutama ketika akan melakukan penanggulangan pasien. Lalu data tersebut juga berguna bagi BABINSA, Babinkantipnas, Puskesmas, dan bisa diakses publik.

“Akan tetapi untuk data personal kita tidak share di sini, untuk umum, karena menyangkut kerahasiaan data pasien,” tambahnya.

Selain dari pemetaan tersebut semua kegiatan dari Desa Cibiru Wetan dapat diakses di Kanal YouTube Swarga FM. “Kegiatan disitu semua,” ujarnya.

Ia menambahkan dari pemetaan yang dilakukan Desa Cibiru Wetan tersebut pihaknya bisa melakukan penangan lebih awal.

“Pertama ketika Covid itu masuk bagaimana tersosialisasikan pola hidup sehat yang sekarang bergeser lagi ke bagaimana menciptakan serta menedukasi masyarkat terutama dalam berdisiplin dalam 3 M,” katanya.

Serta memberikan edukasi kesadaran kepada masyarat bahwa selain menyelamatkan diri kita selamatkan juga diri orang lain.

“Lalu kepada pasien yang terpapar yang harus disembuhkan itu apa? Selain penyakitnya, yaitu psikologisnya sehingga ketika ada yang terpapar besoknya kita adakan penyemprotan dan edukasi sehingga masyarat merasa ‘oh, ada penanganan’,” ucapnya.

Sehingga masyarakat juga merasa negara hadir di tengah pandemi. Adapun updating data yang dapat diakses publik ini pun diharapkan dapat menyingkirkan stigma negatif bagi para penyintas Covid-19. (mg4)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan