MALANG – Universitas Brawijaya (UB) menjadi perguruan tinggi yang mendapatkan pendanaan terbesar untuk penelitian dari Kemenristek/BRIN, yakni sebesar Rp11,98 miliar untuk Kategori Penelitian Kompetitif Nasional dan Desentralisasi.
Dengan pendanaan yang diperoleh, Ketua LPPM UB Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr. berharap bisa berkontribusi dalam meningkatkan reputasi UB di kancah internasional.
“Penelitian nanti ‘output’ -nya adalah publikasi internasional melalui jurnal internasional terindeks ‘scopus’ dan Webs of Sciences yang akan berpengaruh pada reputasi atau peringkat UB di kancah internasional,” katanya.
Selain itu, kata Bambang, untuk penelitian dengan Kesiapterapan Teknologi (TKT) di atas 7 nantinya bisa berkembang menjadi inovasi yang diharapkan bisa bekerja sama dengan industri agar bisa diaplikasikan ke masyarakat.
Ketua LPPM UB Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr. di Malang, Rabu, menjelaskan kategori Penelitian Kompetitif Nasional meliputi Skema Penelitian Dasar (PD), Skema Penelitian Terapan (PT), Skema Penelitian Pengembangan (PP), Skema Penelitian Dosen Pemula (PDP), Skema Penelitian Kerja Sama Antar-Perguruan Tinggi (PKPT), dan Skema Penelitian Pascasarjana (PPS).
Sedangkan Kategori Penelitian Desentralisasi, yaitu Skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT), Skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT), Skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT).
“Ada 71 judul penelitian dari UB yang telah disetujui pusat untuk mendapatkan pendanaan dari Kepala Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM-Kemenristek/BRIN),” kata Bambang, seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mengumumkan pendanaan penelitian untuk perguruan tinggi negeri non-badan hukum (PTN non-BH) tahun 2021 yang bersumber dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp632 miliar.
UB menjadi perguruan tinggi non PTNBH yang menerima pendanaan penelitian terbesar, yaitu Rp11,98 miliar.