BANDUNG – Selama masa pandemi, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung kehilangan setengah dari pendonor rutin. Hal tersebut terjadi karena beberapa Lembaga Kampus, Pabrik dan Instansi lain yang biasanya rutin mendonorkan darah tidak memungkinkan untuk mendonorkan darahnya.
“Saat ini beberapa pendonor yang biasanya rutin mendonorkan darah jadi berkurang sekitar 50%. Bukan berkurang karena berhenti tetapi karena dari mereka tidak memungkinkan untuk mendonorkan darahnya,” kata Moh. Habibi, Kepala Seksi Recruitment di Palang Merah Indonesia Kota Bandung.
“Untuk Instansi Pemerintahan dan BUMN yang masih rutin hingga saat ini untuk melakukan kegiatan donor darah yaitu Bank Indonesia Biofarma dan Dinas Pertanian. Pada tiap kecamatan juga masih berjalan rutin,” tambahnya.
Habibi mengatakan, berkurangnya pendonor berpengaruh pada stok darah di PMI Kota Bandung. Normalnya PMI Kota Bandung dalam satu bulan bisa menyimpan stok darah sampai 20 kantong darah. Tapi untuk sekarang setiap ada yang mendonorkan darah, stoknya langsung habis. Biasanya beberapa instansi yang rutin melakukan kegiatan donor darah dalam satu tahun bisa empat kali. Hal itu sudah termasuk sebagai gaya hidup mereka pada saat kondisi sebelum pandemi.
Meskipun pendonor rutin berkurang, PMI Kota Bandung masih bisa mencukupi permintaan kantong darah dari beberapa rumah sakit walaupun tidak seratus persen. Ada juga pendonor baru yang datang ke PMI Kota Bandung dan mengajak beberapa keluarganya juga untuk melakukan donor darah.
“Biasanya kalau rumah sakit minta kantong darah, kalau tidak yang urgent, kita kasihnya satu. Sisanya lagi rumah sakit cari sendiri atau misalkan suruh keluarganya untuk mendonorkan darah. Tapi jika ada pasien yang mengalami kecelakaan dan dalam kondisi darurat, kita kasih sesuai permintaan. Misalnya rumah sakit minta tiga, kita kasih tiga,” jelasnya. (MG8)