BANDUNG – Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ema Sumarna mengungkapkan, proses vaksinasi Covid-19 dosis satu di Kota Bandung baru mencapai 96.4 persen. Proses pemberian vaksin kepada sumber daya manusia (SDM) kesehatan tersebut akan rampung pada 28 Februari 2021.
“Terkait progres vaksinasi tahap I di Kota Bandung, telah mencapai 96.4% dengan jumlah cakupan mencapai 23.813 orang yang telah disuntikan vaksin,” ungkapnya kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Sabtu (21/2).
Ia menambahkan, adapun dosis dua vaksin Covid-19 telah mencapai 73.9 persen, atau setara dengan 17.593 orang. “Proses vaksinasi kepada tahap I (SDM Kesehatan) masih sesuai rencana rampung pada tanggal 28 Februari 2021,” tuturnya.
Ema mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga telah melaksanakan strategi percepatan pelaksanaan vaksinasi terhadap SDM kesehatan melalui vaksinas massal.
“Kita sedang melaksanakan strategi percepatan untuk vaksinasi Tahap I, yakni dengan melakukan vaksinasi massal di 2 tempat (Poltekes dan Sabuga) yang sudah mencapai 3.596 orang untuk dosis 1 dan 490 untuk dosis ke 2,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan RI telah menentukan calon penerima vaksin tahap 2 Secara Nasional sebanyak 38.513.466 orang per tanggal 12 Februari 2021 dan masih terus diperbaharui. Adapun penerima vaksin tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok.
Menurut Kementerian Kesehatan, berikut prioritas pemberian vaksin pada tahap II adalah kepada Lansia, Pedagang Pasar, Guru, Tokoh Agama, ASN, Keamanan. Prioritas ini ditetapkan berdasarkan ketersediaan vaksin.
Seluruh pelaksanaan teknis vaksinasi Covid 19, Pemerintah Kota Bandung mengikuti pentunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan RI.
Adapun program vaksinasi Covid-19 untuk lansia akan berjalan mulai pekan depan. Karena keterbatasan stok, hanya lansia yang tinggal di ibu kota provinsi yang akan divaksin.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menyatakan, vaksinasi untuk lansia dimulai Rabu atau Kamis pekan depan.
Program ini termasuk tahap kedua. Lebih lambat dibanding vaksinasi untuk para pekerja dan pelayan publik.
Nadia menjelaskan, perbedaan waktu itu terjadi lantaran ada penyesuaian data dan distribusi vaksin. Ada 7 juta dosis vaksin yang masih didistribusikan.
”Ada juga fasilitas kesehatan yang baru melakukan vaksinasi tahap satu. Jadi, biar selesai dulu,” ujar Nadia dilansir dari Jawapos, Minggu (21/2).