BANDUNG – Para Petani Kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Giri Senang Desa Giri Mekar Kec. Cilengkrang Kab. Bandung mengusulkan untuk dibentuknya Peraturan Daerah (Perda) tentang keberadaan kopi lokal asal Jabar.
Ketua Kelompok Tani Hutan Giri Senang Asep Rohman mengatakan, peraturan daerah ini diharapkan bisa menjadi salah satu cara mendorong pemasaran kopi lokal Jawa Barat. Sekaligus mendorong masyarakat agar menyukai kopi lokal Jabar.
“Berharap Kopi Jawa Barat ini mempunyai perda, mudah2an masyarakat jabar ini mulai minum kopi lokal”, ujar Asep Rohman saat menerima kunjungan kerja Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/2).
Menurutnya, saat ini Kopi lokal asli Jawa Barat sangat banyak jenisnya. Bahkan, untuk rasanya setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri. Dengan begitu, perlu didorong agar masyarakat semakin menggandrungi kopi lokal asli Jabar.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Jabar Asep Suherman mengatakan Kopi saat ini menjadi salah satu komoditas unggulan Jawa Barat. Namun sayangnya pemasaran hasil produk kopi lokal masih jadi kendala.
DPRD Jabar dan Pemerintah akan ikut membantu memasarkan kopi seperti halnya dibuatkan regulasi atau Perda itu.
’’Jadi kalua sudah ada Perdanya nanti, makan dan minum atau rapat-rapat dinas diwajibkan harus ada Kopi asli dari Jabar Ini penting agar kepekaan kita terhadap produk lokal ini dicontohkan oleh pemerintah”, ujar Asep.
Selain itu, Anggota Komisi II DPRD Jabar Sari Sundari mendorong, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat sebuah kebijakan agar hasil kopi lokal bisa dipasarkan minimal diseluruh Jawa Barat.
Menurutnya, berdasarkan pengakuan para petani kopi, salah satu kendala adalah ketika pasca panen. Hasilnya sudah diambil oleh tengkulak dan Ijon. Sedangkan disatu sisi para petani kopi butuh kepastian dan biaya operasional.
’’Jadi alangkah baiknya jika pemerintah ikut membuat kebijakan, untuk memberikan perlindungan kepada para petani Kopi juga”, ujar Sari.
Selain itu, kebiasaan minum kopi harus terus digalakkan. Khususnya di instansi pemerintahan jika menyambut para tamu.
‘’Hasil dari kelompok tani ini tentu bisa diserap dan mereka mendapat keuntungan yang lebih baik,’’tutup Sari. (yan)