JAKARTA- Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir melihat sebuah fenomen di timeline media sosial atas kabar meninggalnya dua tokoh Islam. Yakni, Ustad Maaher At-Thuwailibi dan Tokoh Syiah Jalaludin Rahmat.
Gus Nadir melihat dua perbedaan respon netizen atas meninggalnya dua sosok tersebut.
Diketahui, ustad Maaher meninggal 8 Februari 2021 di rumah tahanan Bareskrim Polri. Ustad Maaher merupakan ustad yang terbilang keras terhadap kelompok yang pro dengan pemerintah.
Namun demikian, menurut Gus Nadir, kabar meninggal Ustad Maaher, banyak yang ikut mendoakannya meskipun tak menyukainya.
“Ustad Maaher meninggal, tak ada caci-maki malah mendoakan beliau,” tulis Gus nadir di akun twitternya, Rabu (17/2).
Berbeda dengan Jalaluddin Rahmat. Politikus PDI-Perjuangan ini, selain didoakan, juga banyak yang mencaci makinya.
“Jalal meninggal, banyak yang tega mencaci,” ucap Gus Nadir.
Jalaludin Rahmat alias Kang Jalal meninggal pada usia 72 tahun di Rumah Sakit Santosa, Bandung setelah sebelumnya terpapar Covid-19. Sebelumnya, empat hari yang lalu, istrinya Euis Kartini binti Iri Suhanda juga telah meninggal dunia.
Jalaluddin memang terlahir di lingkungan Nahdatul Ulama, namum demikian, dia merupakan salah satu tokoh Syiah di Indonesia yang terkenal.
Keterlibatannya sebagai orang penting di aliran Syiah, menjadikan sosok Jalaluddin Rahmat sebagai sosok kontroversial oleh Sunni. Itulah sebabnya, banyak yang melontarkan caci-maki setelah mendengar kabar meninggalnya.
Menurut Gus Nadir, sifat caci maki terhadap tokoh yang meninggal, tidak mencerminkan ahlak Nabi.
“Yahudi meninggal, Nabi Muhammad berdiri menghormati atas dasar kemanusiaan. Jelas kan siapa yngg meneladani akhlak Nabi?” ucap Gus Nadir. (Fin)